"Sudah minum obat? Istirahat saja di rumah, kalau sudah sembuh baru main," Mitha menatap temannya yang tampak pucat.
"Sudah, habis ini pulang istirahat. Maaf ya karena aku sakit kita nggak jadi ke rumah kosong," Reika terlihat penuh sesal.
"Masih ada besok dan besoknya lagi, ya sudah..sekarang kita pulang saja. Mau kuantar ke rumah?" Mitha menawari.
Reika menggeleng lalu tersenyum.
"Rumah kita beda arah, toh juga rumahku dekat, nggak perlu diantar," Mitha mengangguk sebagai tanggapan.
"Baiklah, ayo pulang sekarang. Biar kamu cepat istirahat jadi cepat sembuh," mereka berdiri dan mulai berjalan ke arah rumah masing-masing.
.
.
Mitha sampai di rumah bertepatan dengan sang ayah yang baru saja pulang kerja.
"Ayah baru pulang?" Sang ayah menoleh menatap sang anak.
"Darimana? Tumben sore-sore keluyuran?" bukannya menjawab sang ayah justru bertanya.
"Taman komplek, bertemu Reika. Ayah..tahu tidak cerita tentang rumah kosong ujung sana itu?" Mitha dan keingintahuannya.
Sang ayah hanya menggeleng.
"Kenapa ingin tahu sekali sih, lebih baik belajar daripada cari hal aneh-aneh," sang ayah berakhir dengan menasehati.