Ia menatap dua jiwa yang berjalan perlahan ke arahnya.
"Kami tahu itu bukan dirimu yang sebenarnya, tidak apa-apa. Ibu dan ayah tidak marah padamu," sang ibu tersenyum lembut.
Ayah menatap Reika yang terdiam menatap keluarganya yang tak lagi memiliki raga.
"Anak ayah...jangan menangis, terima kasih karena telah memaafkan adikmu. Kami akan berpulang dengan tenang. Tetaplah kuat dan tegar, maaf ayah tidak dapat menjagamu lebih lama,"
Reika hanya mengangguk dan sekuat tenaga menahan air matanya.
"Hiduplah dengan baik anakku...ibu dan ayah sangat menyayangimu," sang ibu menatap sedih.
Reika hanya mengangguk. Tepat hari mengerikan itu, hari dimana dirinya menjadi seorang indigo karena rasa frustasi berlebih. Ia dapat melihat mereka yang tak kasat mata. Termasuk keluarganya yang telah tiada dua tahun lalu.
Mitha menatap sang kakak sendu, jadi benar apa yang mereka katakan selama ini.
Gosip di wilayah rumahnya. Rumah kosong ini angker, karena satu keluarga terbunuh di dalamnya. Dan pembunuhnya adalah dirinya sendiri. Mitha.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI