Mohon tunggu...
Rina Sakina
Rina Sakina Mohon Tunggu... Mahasiswa - خير الناس أنفعهم للناس🌹

Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jin Qorin

11 Januari 2025   20:45 Diperbarui: 11 Januari 2025   20:49 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kedua, makna dari mereka akan menetap beberapa waktu disitu adalah mereka tidak akan merasakan dingin dan minum selama beberapa waktu, sementara soal kekekalan mereka di neraka tak berubah, alias kekal selamanya. Ini pendapat az-Zujaj."  

'Ketika zaman-zaman berlalu dan berakhir memancarkan panas dan gelap yang ditimpakan kepada penghuni neraka, maka kemudian mereka akan disiksa dengan memancarkan yang lain,' jelas Syekh Marzouq kembali." kata Langit panjang lebar.

(Sumber : Masarawy)

Sungguh, ketiga orang itu langsung begidik ngeri sendiri setelah mendengar penjelasan Langit yang begitu runtut dan rinci itu. Mereka benar-benar sangat takut akan janji Allah tentang neraka.

Dengan tatapan sendu, akhirnya Bunga pun bersuara, "Apakah berhak bagiku, manusia yang seringkali berbuat dosa ini, mengharap surga-Nya? Aku... benar-benar tak pantas mendapatkannya, namun aku juga sungguh tak sanggup menanggung siksa nerakanya." ucap Bunga dengan mata yang berkaca-kaca.

Langit pun kembali berkata dan menjawab pertanyaan Bunga yang sakral itu, "Apa boleh buat, kita ini hanyalah insan biasa. Manusia yang tak luput dari dosa dan kesalahan. Tapi barang siapa yang bisa memperbaiki diri dan bertekad akan berupaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi, maka mereka termasuk orang-orang bertaubat, lagi merendahkan diri-nya di hadapan Allah."

"InsyaAllah, surga berhak bagi mereka yang beriman kepada Allah dan percaya bahwa janji Allah itu nyata. Surga adalah nyata, dan orang beriman, pantas dan berhak mendapatkannya. Maka tak ada alasan kita untuk tidak bertaubat dan berjanji pada diri sendiri, kita tidak akan mengulang kesalahan yang sama." jawab Langit dengan tenang. Ia seperti sudah terbiasa berdiskusi begini, terlihat ia begitu santai dan berwawasan luas.

"Tapi, kalau kesalahan itu terus terulang kembali dan kita tidak tau, kenapa kita juga sampai seperti ini, apa masih pantas kita mendapat ampunan dari Allah?" tanya Bunga kembali, kini air matanya pun tiba-tiba merembes dari kedua kelopak matanya. Sungguh, ia benar-benar sedih karena selama ini dirinya selalu saja terjerumus pada hal-hal yang tidak diridhai Allah.

"Bunga... Allah itu tidak melihat fisik/rupamu, akan tetapi Ia melihat hatimu. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini di antaranya karena akibat/sebab perbuatanmu sendiri. Kalau kamu melakukan kebaikan, maka Allah pun akan membalasnya dengan pahala yang berkali-kali lipat."

"Kalau kamu melakukan kejahatan/kesalahan, belum tentu Allah langsung menghakimu dengan kata 'dosa' sebagaimana manusia mengclaim-mu sebagai makhluk berdosa dan tak pantas mendapatkan rahmat-Nya kembali. Siapa mereka? Allah saja masih sayang kepada hamba-Nya yang berbuat dosa, kenapa kau harus peduli dengan penghakiman manusia?"

"Saat kita melakukan dosa/kesalahan, Allah tak langsung memberikan mandat-Nya kepada malaikat-Nya (Rakib dan Atid) untuk tidak dulu mencatat dosa-mu sampai kamu benar-benar sadar dan menyadari, di mana letak kesalahanmu itu. Gak baik gimana gusti Allah? Masih mau beranggapan Allah itu tidak akan menerima taubat-mu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun