Mohon tunggu...
Rina Sakina
Rina Sakina Mohon Tunggu... Mahasiswa - خير الناس أنفعهم للناس🌹

Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jin Qorin

11 Januari 2025   20:45 Diperbarui: 11 Januari 2025   20:49 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah drama Pak Kades pingsan, ketiganya pun langsung beranjak kembali ke ruang tamu. Mereka bersantai sejenak di sana plus ngobrol-ngobrol ringan untuk mengusir rasa takut akan bayang-bayang qorinnya Bu Ceri.

"Jadi Qorin itu bisa seperti itu ya, Nak? Apa mereka tidak berbahaya nantinya? Seperti jadi gentayangan begitu." tanya Bu Kades memulai pembicaraan.

Ternyata rasa penasarannya sangat tinggi dibanding ketakutannya. Berbanding terbalik dengan Bunga yang saat ini langsung meraba belakang lehernya yang terasa agak merinding, apalagi setelah Pak Kades berujar Bu Ceri ingin meminta maaf padanya.

"Bisa, Bu. Pada dasarnya setiap kita ini memiliki qarin-nya tersendiri. Dan sifat mereka ya memang ada yang baik dan jahat. Tergantung manusia-nya bisa menjaga hawa nafsunya atau tidak. Bahasanya, qarin ini adalah jin ya, Bu. Jadi mereka bisa saja berubah-ubah wujud, termasuk mungkin wujud Bu Ceri yang keadaanya masih sama persis seperti terakhir kali beliau meninggal saat bertemu Pak Kades."

"Adapun nanti, apakah qarin ini bisa berdampak bahaya di dunia nyata?  Ya, tergantung. Setau saya, kalau Bu Ceri ini selama di dunia tidak melakukan hal aneh, seperti tidak bersekutu dengan iblis/syetan, atau apapun yang berhubungan dengan makhluk ghaib, insyaAllah roh/jiwa-nya akan baik-baik saja dan akan pulang ke alam akhirat nanti sesuai amal yang telah ia kerjakan selama di dunia."

"Tapi jika kenyataanya beliau pernah berbuat sesuatu lah, katakan saja pernah ke dukun untuk memintakan pertolongan agar ia dimudahkan dalam menggapai hal duniawinya, sudah dipastikan, rohnya itu akan mengambang. Mungkin saja terjebak di dunia ghaib sampai hari kiamat tiba atau kemungkinan terburuknya... roh orang tersebut akan di siksa di alam kubur, kalau ia muslim mungkin akan dimasukkan ke dalam neraka sampai dosa-nya habis dengan syarat mereka tidak menyekutukan gusti Allah dengan sesuatu-pun. Kalau ia kafir, mereka akan kekal di dalam neraka, selama-lamanya."

"Sebagaimana surah at-Taubah ayat 68 menyatakan, 'Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal."  

"Di sana jelas, bahwasannya Allah mengancam orang munafik dan orang kafir baik laki-laki maupun perempuan dengan api neraka jahannam. Mereka kekal di dalamnya, namun Syekh Marzouq menjelaskan, sebagian orang memahami, kata 'ahqab' yang berarti 'kekal' dalam ayat 23 Surat An-Naba menandakan bahwa siksaan kepada orang kafir itu akan berakhir. Akan tetapi, Syekh Marzouq itu berpendapat kembali, pemahaman tersebut ternyata keliru. Hal inilah yang kemudian dipertajam Ibn al-Jauzi untuk menyelesaikan kekeliruan tersebut."

"Ibn al-Jauzi mempertanyakan soal apakah 'ahqab' menunjukkan tidak adanya keabadian di neraka? Jika memang tidak ada keabadian di neraka, lalu apa maksud dari penyebutan 'ahqab' dan kekalnya orang kafir di dalam neraka (QS At-Taubah ayat 68) yang tiada akhir?"

"Maka Ibnu al-Jauzi menemukan dua jawaban. Pertama, ' ahqab ' menandakan tiadanya akhir, karena setiap kali suatu zaman berlalu, maka akan tiba zaman berikutnya. Penjelasan yang menunjukkan adanya batas masa akhir adalah ketika menyebut akan kekal di neraka selama sepuluh atau lima zaman. Hal ini sebagaimana pendapat Ibnu Qutaibah dan jumhur ulama lainnya."

"Meski begitu, meskipun lamanya penghuni surga dan penghuni neraka menggunakan waktu yang rinci, tetap saja tidak ada batas waktu pada akhirnya. Sebab, Allah SWT dalam dalam firman-Nya pun menggunakan waktu yang rinci seperti ' bukrotan wa' Asyiyyan (pagi dan petang, dalam surah Maryam ayat 11), tetapi sejatinya waktu tersebut tidak ada pada akhirnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun