Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Jadi penelitian ini, seorang peneliti atau saya sendiri merupakan salah satu instrumen kunci agar terlaksananya prosese tinjak lanjut ke tempat objek alamiah yang di teliti. Dimana jika sang peneliti tidak bergerak, maka hal yang akan di teliti tidak akan terlaksana dengan baik. Selain itu objek yang akan diteliti baik tempat ataupun orang yang akan di wawancarai memiliki waktu luang untuk di wawancarai dan memiliki kesediaan baik tempat ataupun waktunya. Maka jika hal tersebut sudah terlaksana maka akan dapat sebuah hasil penelitian, pendapat dan pemikiran dari objek yang telah di wawancarai oleh peneliti. Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post-positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dilakukan dengan gabungan, analisis, data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian ini lebih menekankan makna dari pada generalisasi, (Sugiyono, 2011). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif, (Saryono, 2010). Dengan dua pernyataan diatas dapat disimpulkan juga bahwa, peneliti turun langsung ke tempat yang akan dijadikan tempat untuk meneliti, setelah didapatkan hasil dari penelitian, hasil tersebut di gabungkan dan di analisis untuk dibuat menjadi data yang menekankan pada makna dari hasil penelitian.
TEMUAN DAN BAHASAN
Kepemimpinan guru, setiap guru harus memiliki sifat atau jiwa yang berkepimpinan. Jika seorang guru memiliki sifat kepemimpinan, maka guru tersebut akan tahu bagaimana caranya mendekati, memberi motivasi, mengarahkan serta membimbing anak didiknya dalam kegiatan belajar mengajar. Terutama guru yang menjadi seorang wali kelas, wali kelas merupakan orang tua kedua bagi peserta didik di lingkungan sekolah, dimana orang tua awal mereka adalah ibu dan ayah mereka sendiri yaitu di ruang lingkup keluarga. Maka dari itu kepemimpinan guru sangatlah penting dimiliki bagi guru yang menjadi seorang wali kelas atau memiliki tanggung jawab dalam membimbing anak-anak didiknya untuk melalui pendidikan selama setahun atau satu semester, baik kala tersebut ada ataupun tidaknya pergantian wali kelas. Pihak sekolah juga harus pandai dalam menempatkan guru yang profesional untuk dijadikan seoran wali kelas, maka jikalau pihak sekolah meletakkan guru yang belum memiliki jiwa kepemimpinan guru untuk dijadikan wali kelas, di takutkan akan terjadi tidak terarahnya anak-anak didik selama satu tahun ajaran. MTs IT Pesantren An-Nadwa Binjai, merupakan salah satu sekolah yang pertama kali berdiri di kota binjai yang menerapkan sekolah pesantren. Sekolah ini terletak di Jl. T. Umar No. 89, Kelurahan Nangka, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai, Sumatera Utara 20742. Yang mana sekolah ini terdiri atas TK-SD-SMP-SMA yang berlandaskan pesantren atau agama, yang mewajibkan bagi anak SMP dan SMAnya untuk bermukim di sekitaran pesantren/sekolah. Kegiatan belajar mengajar dilakukan selama 6 hari, karena sekolah ini berlandaskan agama, kegiatan sehari-hari siswa/i atau santri/wati ialah sholat berjamaah dimasjid, mereka juga melakukan puasa senin-kamis. Namun, mereka masih kurang dalam memahami teknologi, dikarenakan sekolah menerapkan untuk tidak membawa alat elektronik maupun komunikasi, siswa/i juga msih kurang dalam berbahasa walaupun sekolah menerapkan untuk memakai bahasa baik itu bahasa arab ataupun bahasa inggris.
Setelah penelitian berlangsung dan selesai melakukan observasi, wawancara dan mengambil dokumentasi yang perlu diambil atau yang dianggap penting. Maka peneliti memperoleh gambaran bahwa guru-guru An-Nadwa Binjai terkhusunya yang memimpin kelas atau menjadi wali kelas sudah memiliki jiwa kepemimpinan guru. Walaupun belum sepenuhnya, namun guru-guru masih mengikuti beberapa seminar dan masih mencari ilmu dan membaca soal yang namanya Kepemimpinan Guru. Untuk saat ini memang guru-guru An-Nadwa yang akan di jadikan wali kelas memang harus memiliki beberapa persyaratan yang sesuai dengan kurikulum pendidikan dan ajaran agama Islam, berikut beberapa syarat yang harus ada pada wali kelas di setiap kelas An-Nadwa; guru An-Nadwa harus memiliki syarat sehat baik psikis, dan rohani, memahami tentang agama islam dan ajarannya, memenuhi persyaratan melalui bidang administrasi, selain itu juga guru-guru yang akan di jadikan wali kelas sudah terlebih dahulu di amati oleh kepala sekolah untuk cocok atau tidaknya menjadi seorang wali kelas. Sekolah An-Nadwa Binjai juga menerapkan atau menilai keberhasilan dari kepemimpinan seorang guru dari prestasi peserta didiknya. Prestasi peserta didik di sekolah ini selain juara kelas, sekolah juga mengadakan lomba antar kelas, mulai dari lomba adzan, menghafal surah, puisi dan lomba berbahasa. Peserta didik juga pernah mengikuti ajang lomba tingkat kabupaten. Namun, jauh dari hal yang namanya prestasi peserta didik, pasti ada yang namanya dorongan, motivasi serta arahan dari yang namanya seorang guru. Guru-guru An-Nadwa juga diarahkan untuk mengenali minat dan bakat dari para peserta didiknya. Sebelum hal itu terlaksana, guru-guru An-Nadwa menerapkan dan melaksanakan beberapa tahap berikut agar terciptanya bakat dan minat peserta didik sesuai dengan kemampuan mereka yang terarah. Berikut beberapa tahap yang dilakukan dan diterapkan guru-guru An-Nadwa untuk mengenali minat dan bakat para peserta didiknya :
1. Guru-guru di An-Nadwa menerapkan cara memperhatikan kebiasaan dan perilaku dari peserta didiknya.
2. Memberikan kegiatan ekstra bagi peserta didik, melalui ekstrakurikuler yang ada disekolah seperti pramuka, tahfiz, tahsinul qur’an.
3. Memperhatikan tingkat kecerdasaan ataupun memantau nilai-nilai setiap mata pelajaran.
4. Memberikan peserta didik ruang eksplorasi untuk mengeksplor minat dan bakat mereka.
5. Memberikan dukungan positif, semangat dan arahan kepada setiap peserta didik.
Dari semua cara untuk mengenali minat dan bakat diatas yang telah di diskusikan juga serta dirapatkan dengan kepala sekolah dan berbagai guru. Maka akan timbul prestasi-prestasi siswa/i ataupun santri/wati baik secara tingkat antar kelas, kabupaten dan kecamatan. Namun dalam menjalankan dan untuk mewujudkan timbulnya minat dan bakat setiap peserta didik, sebagai seorang guru juga tidak harus memaksakan semua agar cepat untuk di tindak lanjuti. Namun semua itu berjalan semestinya sesuai dengan proses sampai hingga anak didik itu sendiri yang menemukan bakat dan minat mereka masing-masing. Setelah diketahui minat dan bakat anak maka guru dapat mengarahkan anak kepada ajang-ajang lomba yang telah diselenggarakan sesuai dengan kemampuan mereka. Selanjutnya biarkan anak berusaha semampunya, guru hanya dapat memberikan motivasi, dorongan dan saran agar anak memiliki sikap yang positif selama mengikuti ajang perlombaan mereka. Maka dari sinilah timbul salah satu sifat dari kepemimpinan seorang guru terhadap prestasi-prestasi peserta didiknya.
KESIMPULAN