Mohon tunggu...
Rimayanti Z
Rimayanti Z Mohon Tunggu... widyaiswara - Praktisi Pendidikan

Pengajar walau bukan guru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Lelaki di Ujung Senja

9 Mei 2020   23:48 Diperbarui: 9 Mei 2020   23:47 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku pulang dulu." Kataku sambil berdiri.

"Tolong simpan semua cerita tadi hanya untuk kita berdua."

"Ya,"  jawabmu. "Izinkan aku tetap berkomunikasi denganmu."

Aku tidak menjawab perkataan itu.

"Aku akan tetap menyayangimu, Aira. Kau izinkan atau tidak"  kata terakhir yang diucapkannya itu terus memenuhi kepalaku.

Aku melangkah menuju parkiran di halaman kafe tanpa menoleh lagi. Diluar langit memerah melahirkan semburat tembaga. Embun yang sedari tadi menggantung di kedua mataku jatuh menjadi dua aliran sungai kecil di pipi. Dikejauhan kulihat Sabila melambai.

"Bunda!" teriaknya dari dalam gendongan Mas Heru.

Bergegas kuhapus buliran bening yang tersisa.

(Bengkulu, Mei 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun