"Sekarang jika aku bertanya padamu, apa namanya komunikasi yang kita jalani saat ini, apakah kau bisa menjawab?" Coba berikan satu kalimat padaku tentang bentuk komunikasi kita saat ini".
Kau menggeleng. "Aku tak tahu," jawabmu pasrah. "Tidak akan pernah bisa dibuatkan kalimatnya. Karena semua ini tidak ada defenisinya".
"Lalu apa?" Tanyaku.
"Kita nikmati saja. Tidak perlu ada definisi, yang penting kita nyaman."
"Tanpa defenisi?"
"Tanpa defenisi. Tanpa tuntutan. Biarkan mengalir saja.
"Tanpa status?"
"Juga tanpa status."
"Betapa banyak yang punya status, tapi malah tidak memahami makna statusnya," jawabmu berfilsafat mengalahkan Rocky Gerung ketika tampil di televisi.
"Tapi itu masih lebih baik." Jawabku tersenyum kecut. "Setidaknya mereka aman. Tidak sembunyi-sembunyi seperti kita. Tidak menyimpan rasa bersalah dalam hatinya."
"Tidak bisakah kita menjalani saja seperti sekarang? Aku bisa menyayangimu apa adanya. Bisa memperhatikanmu, walau dari jauh. Tanpa tuntutan. Tidak pakai posesif. Â Justeru terasa lebih murni."