Berbagai temuan penelitian dan literatur menunjukkan pentingnya penerapan empat pilar pendidikan untuk mengembangkan individu yang kompeten secara intelektual, sosial, dan emosional. Pilar-pilar tersebut tidak hanya relevan untuk menjawab tantangan global, namun juga berdampak signifikan terhadap pembentukan sumber daya manusia yang seimbang dan mampu berkontribusi aktif kepada masyarakat.
Buku Education in the 21st Century (2002) karya Tillard menguraikan empat pilar pendidikan sebagai pedoman yang sangat baik untuk membangun sistem pendidikan yang komprehensif. Profesor Tirard menekankan pentingnya pilar 'belajar mengetahui' dalam mengembangkan kemampuan intelektual siswa melalui pemahaman konseptual yang mendalam dan keterampilan berpikir kritis. Ia juga menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dan diskusi kelompok dapat menjadi cara efektif untuk menerapkan pilar ini.
Lebih lanjut, dalam bukunya Pendi dikan Karakter di Era Digital (2018), Hidayat dan Kurniawan menggunakan istilah "learning to do" untuk mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja yang kompetitif. Buku ini menyoroti perlunya memasukkan teknologi ke dalam pendidikan untuk meningkatkan keterampilan praktis siswa seperti literasi digital, kreativitas, dan keterampilan pemecahan masalah. Hidayat dan Kurniawan berpendapat bahwa dunia kerja modern menuntut manusia yang tidak hanya kompeten secara teknis, namun juga memiliki kemampuan beradaptasi yang baik.
Dalam konteks pengembangan diri,  Pendidikan Hassan dan Pembentukan Karakter Bangsa  (2017) menjelaskan bahwa pilar ``learning how to be'' merupakan inti dari pendidikan karakter. Hasan meyakini pilar ini mencakup pendidikan moral, emosi, dan spiritual individu untuk mewujudkan manusia seutuhnya. Melalui pendekatan pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai budaya  dan agama lokal, siswa dibesarkan menjadi individu yang bertanggung jawab, peka, dan penuh hormat.
Terakhir,  Multikulturalisme dalam Pendidikan oleh Suparlan (2004) menekankan relevansi pilar ``belajar hidup bersama'' dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia. Menurut Sparlan, pilar ini  penting untuk membangun toleransi, mengatasi konflik, dan menciptakan keharmonisan sosial. Ia mencontohkan implementasi melalui pendidikan multikultural di sekolah yang mengajarkan pentingnya dialog, menghargai perbedaan, dan kerjasama antar budaya.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penerapan empat pilar pendidikan akan membantu mengembangkan peserta didik yang tidak hanya kompeten secara intelektual, tetapi juga mampu bekerja sama, hidup harmonis dalam keberagaman, dan memiliki karakter yang baik penting dalam membentuk individu. Mengintegrasikan konsep ini ke dalam sistem pendidikan dapat memberikan solusi strategis untuk menghadapi tantangan dunia modern sekaligus mendukung pengembangan masyarakat yang inklusif dan.
PEMBAHASAN
Pengertian Pilar.
Kata pilar secara harfiah berarti tiang penyangga yang menjadi fondasi atau dasar bagi suatu struktur. Dalam konteks pendidikan, pilar adalah elemen utama yang menjadi landasan bagi sistem pendidikan untuk mencapai tujuan utamanya. Pilar memberikan arah dan pedoman dalam proses pembelajaran agar mampu membentuk individu yang holistik. Konsep pilar digunakan untuk menggambarkan elemen fundamental yang harus ada untuk menciptakan pendidikan yang seimbang dan berkelanjutan.
PengertIan Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang ditujukan untuk pengembangan potensi individu secara menyeluruh, baik dalam aspek kognitif, emosional, dan psikomotorik. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tentang mengembangkan watak (akhlak), budi (kecerdasan), dan jasmani anak agar dapat tumbuh menjadi manusia yang mandiri dan bertanggung jawab serta hidup sebagai anggota masyarakat mengembangkannya. UNESCO mendefinisikan pendidikan sebagai sarana membekali individu dengan nilai-nilai, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan hidup dan berkontribusi terhadap kemajuan masyarakat.