Mohon tunggu...
Rikardo Sambulawa
Rikardo Sambulawa Mohon Tunggu... Editor - Penulis, Wartawan, Pegiat Sosial Media

Menulis selagi Bisa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memahami Manusai dalam Puisi "Debu Beterbangan" Karya Gerard N Bibang

30 Juli 2021   19:21 Diperbarui: 30 Juli 2021   19:24 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
God creating man from dust

Dalam keseharian, kita menafsirkan manusia sebagai makhluk yang memiliki kesadaran yakni kesadaran diri, kecerdasan, dan kemauan, mimpi, kemarahan dan lain sebagainya. Fakta-fakta ini menyinggung berbagai implikasi intelektual dan moral yang tidak ada pada makhluk lain selain manusia.

Pandangan Teologi Manusia

Pandangan Teologi Manusia atau the Theological View of Man adalah pandangan paling lengkap dan komprehensif. Pandangan teologis mempertimbangkan substansi, asal, dan akhir pribadi manusia.

Ini adalah kebenaran yang diungkapkan bahwa manusia dibuat menurut gambar dan rupa Allah dan pada saat yang sama menjadi materi.

Dalam Kejadian 2: 7 kita belajar bahwa "Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah, dan menghembuskan nafas kehidupan ke dalam lubang hidungnya; dan manusia menjadi makhluk hidup".

Jadi, manusia terbuat dari materi tetapi diresapi dengan kehidupan non-materi dan gambar yang diberkahi dari Tuhan itu sendiri melalui kecerdasan dan kehendak.

Pandangan teologis tentang manusia menjelaskan asal usulnya dengan cara yang berlawanan dengan pandangan ilmiah tentang manusia - yang menganggap bahwa manusia berevolusi secara kebetulan, sebagai sejenis kera yang canggih.

Pandangan teologis menegaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan sengaja dengan niat ilahi sebagai tindakan cinta yang tak terlukiskan.

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan di alam semesta ciptaan-Nya. Setiap hal yang ada diciptakan oleh Tuhan kecuali Tuhan sendiri; Dia adalah Pencipta yang tidak diciptakan.

Puisi "Debu Beterbangan"

Sebagai manusia, kita dituntut untuk memulihkan pemahaman yang tepat tentang pribadi manusia. Seperti yang direkomendasikan oleh John Henry Cardinal Newman bahwa kita harus "membangun kembali Kuil Yahudi dan menanam kembali kebun Academus."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun