dilihatnya debu berterbangan
ke mana tak seorang pun paham
pada sehelai daun kering
homo corporis*) itu menulis sebait puisi:
"debu pasir-lah aku
akan berkubur sunyi, sendu
sejauh-jauh beterbangan
entah sampai kapan
aku tidak mengerti
misteri Sang Ilahi``
homo corporis itu
makhluk bertubuh
di dalam pekan-pekan sunyi
ia duduk tepekur bertanya kepada dirinya sendiri:
apa arti sebuah tubuh jika pada akhirnya harus mati
berkubur sunyi, tangis?
di balik berisik debu beterbangan
tiba-tiba sayup-sayup sebuah suara terdengar:
" wahai homo corporis
utk apa engkau mengelus-elus penis demi kenikmatan raga jika kenikmatan itu bukan segala-galanya
tubuhmu bukan tujuan kepadanya ia diciptakan
hanyalah sarana ia menuju keabadian"
kepada debu-debu beterbangan di sehelai daun kering
homo corporis memejamkan matanya lalu melihat dalam bening
terbayang-bayang sesosok tubuh mengerang perih pada kayu salib
yah! tubuh ini benar-benar rapuh
hakekat terberi setiap makhluk bertubuh
***
*Â homo corporis = manusia bertubuh
***
(gnb:tmn aries:jkt:minggu prapaskah 21.3.21)
*)Â Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.
*) Rikard Djegadut*), Alumnus Rogationist Seminary College Cebu- Philippines. Saat ini, pria yang akrab disapa Rikardo ini merupakan wartawan tetap di media nasional Indonews.id. Â
Pada awal Januari 2021, Rikardo bersama rekannya Djanuar Lj dan Yan Blaan menggagas mendirikan media online BULIR.ID.Â
Selain menyibukan diri sebagai wartawan, Rikardo juga aktif menulis puisi di berbagai event dan media. Ia juga telah menuliskan buku antologi pusi "Surat Untuk Adriane" yang menggambarkan hubungan segita antara Filsafat, Teologi dan Sastra dalam menghadirkan sebuah karya.Â
Beberapa dari puisi yang diterbitkan di beberapa media antara lain "Rindu Adalah Sabda yang Hidup, Aku Hendak MencariMu dan masih banyak lagi.