Dalam keseharian, kita menafsirkan manusia sebagai makhluk yang memiliki kesadaran yakni kesadaran diri, kecerdasan, dan kemauan, mimpi, kemarahan dan lain sebagainya. Fakta-fakta ini menyinggung berbagai implikasi intelektual dan moral yang tidak ada pada makhluk lain selain manusia.
Pandangan Teologi Manusia
Pandangan Teologi Manusia atau the Theological View of Man adalah pandangan paling lengkap dan komprehensif. Pandangan teologis mempertimbangkan substansi, asal, dan akhir pribadi manusia.
Ini adalah kebenaran yang diungkapkan bahwa manusia dibuat menurut gambar dan rupa Allah dan pada saat yang sama menjadi materi.
Dalam Kejadian 2: 7 kita belajar bahwa "Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah, dan menghembuskan nafas kehidupan ke dalam lubang hidungnya; dan manusia menjadi makhluk hidup".
Jadi, manusia terbuat dari materi tetapi diresapi dengan kehidupan non-materi dan gambar yang diberkahi dari Tuhan itu sendiri melalui kecerdasan dan kehendak.
Pandangan teologis tentang manusia menjelaskan asal usulnya dengan cara yang berlawanan dengan pandangan ilmiah tentang manusia - yang menganggap bahwa manusia berevolusi secara kebetulan, sebagai sejenis kera yang canggih.
Pandangan teologis menegaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan sengaja dengan niat ilahi sebagai tindakan cinta yang tak terlukiskan.
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan di alam semesta ciptaan-Nya. Setiap hal yang ada diciptakan oleh Tuhan kecuali Tuhan sendiri; Dia adalah Pencipta yang tidak diciptakan.
Puisi "Debu Beterbangan"
Sebagai manusia, kita dituntut untuk memulihkan pemahaman yang tepat tentang pribadi manusia. Seperti yang direkomendasikan oleh John Henry Cardinal Newman bahwa kita harus "membangun kembali Kuil Yahudi dan menanam kembali kebun Academus."