Mohon tunggu...
Rikardo Sambulawa
Rikardo Sambulawa Mohon Tunggu... Editor - Penulis, Wartawan, Pegiat Sosial Media

Menulis selagi Bisa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memahami Manusai dalam Puisi "Debu Beterbangan" Karya Gerard N Bibang

30 Juli 2021   19:21 Diperbarui: 30 Juli 2021   19:24 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
God creating man from dust

Pandangan Ilmiah Manusia

Dalam Pandangan Ilmiah Manusia atau the Scientific View of Man, fakta yang paling nyata menyebutkan bahwa manusia adalah makhluk fisik / material.

Setiap detik manusia memastikan keberadaannya bahwa ia beroperasi secara material di dunia ini dengan panca inderanya yang dibatasi oleh batasan ruang dan waktu.

Pandangan ilmiah tentang manusia memandang kondisi manusia dalam segala fenomena materialnya semata. Pandangan ini secara reduktif mengasumsikan bahwa metode penalaran induktif, dibantu oleh metode ilmiah dan ditafsirkan oleh panca indera, merupakan cara "terbaik" untuk mengetahui hal-hal yang "nyata".

Aristoteles pernah secara tegas mengatakan bahwa semua bentuk pembelajaran dimulai dalam panca indera. Tidak ada yang salah dengan memulai perspektif ilmiah untuk memahami manusia. Namun, yang salah dan bermasalah adalah ketika kita berhenti pada pandangan ini dan tidak mengakomodir pandangan lainnya.

Pandangan Filsafat Manusia

Untuk memahami manusia secara filosofis diperlukan diskusi tentang makna yang tepat dari kata "person" atau "pribadi" dan"nature" atau "kodrat."

Ketika kita berbicara tentang manusia, kita tidak dapat menyebut "kodrat" tanpa menyebut "pribadi" dan segala yang terkait dengannya.

Hal penting pertama yang harus diperhatikan adalah bahwa pribadilah yang memiliki kodrat dan bukan sebaliknya. Meskipun para psikolog berbeda pendapat bahwa sifat tidak merasuki seseorang.

Kodrat menjawab pertanyaan tentang "apa-kah manusia itu", sementara individu lebih menjawab pertanyaan "siapa-kah` manusia. Pertanyaan yang tidak bisa dijawab dalam satu kali selam.

Semua makhluk memiliki kodrat. Ketika kita bertanya `apakah` makhluk itu, kita bertanya tentang kodratnya. Namun, tidak setiap makhluk adalah pribadi, tetapi hanya makhluk rasional yang merupakan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun