terbang ke Singapore atau Hongkong, pokoknya ada tiket. Kamu selalu bawa paspor, kan?
Saya memang sering ke luar negeri belakangan ini. Pontang-panting mengurusi perusahaan Papa yang nyaris bangkrut karena utangnya dalam dolar tiba-tiba jadi bengkak. Saya ngotot untuk tidak mem-PHK para buruh. Selain kasihan, itu juga hanya akan menimbulkan kerusuhan.... Papa putuskan sayalah yang harus mengusahakan supaya profit perusahaan patungan kami di Hongkong, Beijing, dan Macao diperbesar, tetesannya lumayan untuk menghidupi para buruh, meskipun produksi kami sudah berhenti. Itu sebabnya saya sering mondar-mandir ke luar negeri dan selalu ada paspor di tas saya.
Tapi kenapa saya harus lari sekarang, sementara keluarga saya terjebak seperti tikus di rumahnya sendiri? Saya melaju lewat jalan tol supaya cepat sampai di rumah.
Saya tancap gas. BMW melaju seperti terbang.... Tapi di ujung jalan itu saya lihat ada segerombolan orang. Sukar sekali menghentikan mobil.
Setelah berhenti, saya lihat ada sekitar 25 orang. Semuanya laki-laki.
"Buka jendela," kata seseorang.
Saya buka jendela.
"Cina!"
"Cina!"
Mereka berteriak seperti menemukan intan berlian. Belum sempat berpikir, kaca depan BMW itu sudah hancur karena gebukan. Aduh, benarkah sebegitu bencinya orang-orang ini kepada Cina? Saya memang keturunan Cina, tapi apa salah saya dengan lahir sebagai Cina?
"Saya orang Indonesia," kata saya dengan gemetar
Braak! Kap mobil digebuk. Seseorang menarik saya dengan kasar lewat jendela. Saya dilempar seperti karung dan terhempas di jalan tol.