Mohon tunggu...
rikaardila
rikaardila Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya seorang mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengantar Memahami Sastra Untuk Perguruan Tinggi

13 Januari 2025   14:46 Diperbarui: 13 Januari 2025   14:46 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Penelaahan karya sastra senantiasa membutuhkan paradigma berpikir baru yang dinamis dan sesuai dengan perkembangan masyarakat. Hal ini karena karya sastra sendiri terus bergerak dan berjalan beriringan dengan berbagai peristiwa sosial. Pada tiap masa karakteristik karya sastra yang muncul berbeda-beda. Sejak awal penanggalan periode pujangga baru misalnya, persoalanpersoalan kebudayaan dikemas dengan sangat konvesional. Sedangkan saat ini, berbagai kebudayaan baru bermunculan. Terutama yang berkaitan erat dengan teknologi. Karya sastra merekam perubahan-perubahan kebudayaan tersebut. Dalam perbedaan itu, memandang dan meneliti karya sastra dengan demikian membutuhkan paradigma dan teori baru yang relevan. Upaya ini dilakukan agar penelaahan terhadap karya sastra dapat dilakukan dengan komprehensif. Secara khusus dalam bidang filsafat, kemunculan babak baru yang disebut sebagai posmodernisme berpengaruh besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Termasuk dalam sastra Indonesia yang diaplikasikan dalam kajian teori dan kritik sastra. Jika pada masa sebelumnya, memandang karya sastra cukup dengan membongkar unsur intrinsik dan ekstrinsik yang berpatokan pada unsur-unsur pembentuk karya sastra saja atau disebut dengan metode struktural, kini dinilai tidak memumpuni lagi. Perkembangan masyarakat dengan segala elemen pembentuknya menuntut untuk dimunculkannya cara pandang baru yang dapat menangkap semua gejala tersebut.

Membaca sastra: pengantar memahami sastra untuk perguruan tinggi


Mengapa pertanyaan "Sastra Itu Apa" penting untuk diajukan pada awal kuliah? Pertama-tama karena melalui pertanyaan itu Anda didorong untuk (lebih) ingin tahu tentang objek yang akan dibicarakan sepanjang kuliah. Dengan demikian, Anda diharapkan mampu melakukan suatu proses penjelajahan yang meningkatkan bukan saja kepekaan dan pemahaman tentang karya sastra, tetapi juga rasa sayang setelah mengenal "apa itu sastra". Dengan demikian, yang penting dari kegiatan belajar-mengajar ini bukan suatu kesimpulan yang jelas dan baku, atau suatu deretan hafalan, tetapi suatu pengalaman menikmati karya sastra itu sendiri.

Konsep dan Definisi

Kalau ada yang bertanya "karya sastra itu apa", kira-kira apa jawabannya? Barangkali Anda langsung ingat sederetan nama pengarang dan karyanya yang harus dihafalkan waktu belajar di sekolah menengah. Atau, Anda ingat sejumlah kalimat dengan gaya bahasa yang berbunga-bunga. Tapi ada suatu cara yang lebih membantu kita memahami karya sastra, yaitu melalui pembandingan dengan teks yang "bukan" karya sastra.

Coba simak sebuah berita yang dimuat di sebuah media cetak mengenai kasus perkosaan pada bulan Mei 1998 berikut ini.

Fraksi Karya Pembangunan menanyakan kemungkinan TGPF menampilkan saksi. "Saya minta satu contoh saja,' ujarnya. ... "Kalau tidak ada sumber primer, apakah data-data ini bisa kita anggap valid? Korbannya mana? Saksi matanya mana?" ujarnya.

Tim Gabungan [Pencari Fakta] akhirnya mengeluarkan angkanya sendiri: 146 korban pemerkosaan dan kekerasan seksual. Tampaknya di sini "pemerkosaan" dan "kekerasan seksual" digabung. Sebuah sumber menyebut bahwa yang benar-benar diperkosa dalam pengertian yang lazim-yakni dipaksa berhubungan seksual tidak sampai 20 orang. Yang lain umumnya diperlakukan dengan keji, antara lain pengrusakan anggota tubuh.

(Dari "Jalan Panjang Tragedi Itu", Tempo, edisi 6-12 Oktober 1998, h. 59)

coba bacalah cuplikan berikut.

Api sudah berkobar di mana-mana ketika mobil BMW saya melaju di jalan tol. Saya menerima telepon dari rumah. "Jangan pulang," kata Mama. Dia bilang kompleks perumahan sudah dikepung, rumah-rumah tetangga sudah dijarah dan dibakar, Papa, Mama, Monica dan Sinta, adik-adikku, terjebak di dalam rumah dan tidak bisa ke mana-mana. "Jangan pulang. Selamatkan diri kamu, pergilah langsung ke cengkareng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun