Mohon tunggu...
Rika Salsabila Raya
Rika Salsabila Raya Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalisme dan ibu dua anak

Pernah bekerja sebagai Staff Komisioner Komnas Anak dan Staff Komunikasi di Ngertihukum.ID

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Nenek dan Cucu

16 Juli 2024   22:41 Diperbarui: 16 Juli 2024   22:44 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

----

" Maaattt! Anakku mat, pingsan", bu Harti panik berteriak. 

Selamat masuk rumah diikuti tetangga yang lain. Istri pak Selamat langsung membawa bocah itu untuk digendong dan membiarkan bu Harti mengurusi anaknya. 

Kondisi anaknya memprihatinkan, darahnya terus keluar dan selamat berinisiatif untuk membawa anak bu Harti itu ke puskesmas. "Ti, bawa bpjs". 

Mereka bertiga menuju puskesmas menumpang bajay tetangga, sedangkan Amir ditinggal dan saat ini bocah berkepala plontos itu harus tidur bersama orang lain. 

Sesekali bocah itu memanggil nama ibu dan neneknya, sesekali memanggil botol susu yang sama sekali tak ada di rumah karena habis. 

Ayahnya si Amir baru dapat ditemui saat pagi, itupun buru-buru karena mengambil perlengkapan ke rumah sakit. Amir kembali di tinggal dan saat ini hanya ditemani oleh isteri Pak Selamat. Sampai sore hari, pak Selamat dan bu Harti pulang. 

Anak itu tertawa, merindukan neneknya yang mengurusnya dari kecil. Terkadang menunjuk ke arah jalan besar, mungkin ingin bertemu ibunya yang selalu pergi bekerja dan galak. 

"Paa.. Pa.. ", ayahnya juga tak ada, menemani isterinya dan tinggalah Amir dan nenek. 

Selama beberapa hari, neneknya harus gantian menjaga anaknya yang koma di rumah sakit. Sampai akhirnya nenek tak pulang-pulang, Amir hanya menangis ingin berjumpa dengan neneknya ataupun ibunya. 

Isteri pak Selamat yang baik hati itu juga ikutan sedih melihat bocah itu murung. Sesekali membujuk pak Selamat dibawa ke RS untuk bertemu keluarganya. Pak Selamat pun tak tega, bahkan pak Selamat saja tak ingin bercerita soal ibunya si Amir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun