Mohon tunggu...
Rijo Tobing
Rijo Tobing Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis buku kumpulan cerpen "Randomness Inside My Head" (2016), novel "Bond" (2018), dan kumpulan cerpen "The Cringe Stories" (2020) dalam bahasa Inggris. rijotobing.wordpress.com. setengah dari @podcast.thechosisters on Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perpisahan di Makau

30 September 2020   00:45 Diperbarui: 30 September 2020   18:22 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ia memang cinta, tentu ia akan berusaha. Begitu argumen batinku untuk menyanggah perbedaan kami sebagai alasan kami harus berpisah. Orang-orang yang saling merindukan tapi tidak berupaya untuk saling bertemu, hanyalah orang-orang yang berbicara omong kosong. Kalau kami memang saling mencintai, tentu kami harus berupaya mempertahankan hubungan kami.

Tiada kata terucap dari mulutku namun kemarahannya terus meluap-luap. Ketika ia akhirnya pergi, dan aku tertunduk di jembatan itu sambil menangis, Ji Ho datang menghampiriku. Mengingat masa lalu kami membuat aku tak enak hati jika mengadu padanya. Jadi aku diam saja dan membiarkan air mataku tetap menetes.

Yang kusesali dari perjalanan itu adalah keputusanku untuk tidak segera pulang setelah ia menolakku. Aku pun masih mengiyakan ajakan ketiga sahabatnya untuk menghadiri sebuah pesta di hotel yang ia kelola. Sebuah keputusan yang kusesali seumur hidup. Tak kusangka pada momen itu aku akan dipermalukan sedemikian rupa.

Ibunya. Pada acara itu ibunya mengumumkan pertunangannya dengan seorang gadis yang tidak ia kenal di depan khalayak ramai. Aku tahu dia sengaja melakukannya. Berita kedatanganku ke Makau untuk mencari Jun Pyo pasti segera sampai di telinga ibunya yang sangat menjaga supaya kami tetap terpisah.

Wajah Jun Pyo terkejut ketika sosok tunangannya yang baru akhirnya berdiri di hadapannya. Matanya mencari-cariku, ingin meyakinkanku bahwa ini bukan bagian dari rencananya. Aku tidak mengacuhkannya, pandanganku hanya tertuju pada ibunya yang menatapku dengan sinis. Senyum kemenangan tersungging di bibirnya.

Aku kalah, ya aku kalah. Tapi aku tidak mengalah.

Bahkan ketika namaku dipanggil sebagai mantan kekasih Jun Pyo supaya naik ke atas panggung untuk memberi selamat atas pertunangannya, aku menurut. Aku tak ragu untuk melangkahkan kaki walaupun Jun Pyo menatapku dengan cemas dan teman-teman kami berusaha menghentikanku. Hatiku tegar, aku siap menerima apa pun yang akan terjadi di atas sana.

Di atas panggung yang menjadi sorotan seluruh pasang mata di dalam ruangan itu, aku menatapnya, ibunya, dan tunangannya secara bergantian. Dalam hati aku iri pada gadis itu. Dia sudah mendapatkan dirinya. Soal hatinya, itu masalah belakangan. Semua orang juga tahu bahwa cinta bisa datang karena terbiasa. Dalam hati aku berterima kasih kepada ibunya, karena tindakannya yang hendak mempermalukanku membuatku menyadari satu hal terpenting tentang diriku sendiri.

Dengan cepat kusambar gelas berisi sampanye yang ada di meja, cukup satu gelas di antara sederet gelas yang akan dipakai untuk bersulang, untuk merayakan pertunangan mereka. Aku menyiramkan isi gelas itu pada wajahnya. Ya, pada wajah Gu Jun Pyo, pada wajah ia yang sangat kucintai.

Sebab sebesar apa pun cintaku padanya, atau pada pria lain yang akan datang pada sisa hidupku yang masih panjang, aku tetap paling mencintai diriku sendiri. Dan aku pantang direndahkan, dipermalukan, diinjak-injak hanya karena cinta.

Jika memang tidak bisa bersatu, ya sudah! Aku dengan senang hati akan melepaskannya. Aku dengan senang hati akan melanjutkan hidup. Satu hal yang kuperlukan dari kunjunganku ke Makau adalah kepastian. Kepastian darinya tentang hubungan kami dan aku sudah mendapatkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun