Dalam kepala Yayan hanya ada Ijah. Sampai malam, tak ada jenazah yang hendak dirias. Yayan tertidur di bangku panjang. Saat itulah dia melihat seorang perempuan. Dia menagih cincinnya yang dicuri Yayan. Itu cincin tunangan. Tapi ketika bangun besok paginya, Yayan menganggap itu hanya bunga-bunga tidur.
Setiap malam dia bermimpi perempuan itu, hingga si perempuan mengultimatum akan menikah dengan Yaya, bila cincin itu tak dikembalikan. Menikah itu artinya Yayan harus mati dulu. Itulah yang membuat lelaki ini blingsatan. Buru-buru dia mendatangi Ijah untuk menagih cincin itu.
Ijah tersenyum malu-malu. "Maaf, Mang. Cincin itu sudah adek jual untuk pembeli make up."
"Gubrak!" Yayan terjatuh. Apakah dia bisa tegak lagi?
---sekian---Â