Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balada Perias Jenazah

2 Oktober 2019   18:00 Diperbarui: 2 Oktober 2019   18:04 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

Dalam kepala Yayan hanya ada Ijah. Sampai malam, tak ada jenazah yang hendak dirias. Yayan tertidur di bangku panjang. Saat itulah dia melihat seorang perempuan. Dia menagih cincinnya yang dicuri Yayan. Itu cincin tunangan. Tapi ketika bangun besok paginya, Yayan menganggap itu hanya bunga-bunga tidur.

Setiap malam dia bermimpi perempuan itu, hingga si perempuan mengultimatum akan menikah dengan Yaya, bila cincin itu tak dikembalikan. Menikah itu artinya Yayan harus mati dulu. Itulah yang membuat lelaki ini blingsatan. Buru-buru dia mendatangi Ijah untuk menagih cincin itu.

Ijah tersenyum malu-malu. "Maaf, Mang. Cincin itu sudah adek jual untuk pembeli make up."

"Gubrak!" Yayan terjatuh. Apakah dia bisa tegak lagi?

---sekian--- 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun