Hening sampai senja menjelang. Setelah makan bubur ayam, aku tiduran. Nanti malam aku harus beroperasi lagi. Bunyi ponsel merayuku; kuingin kau milikku selamanya, biar pun hatiku masih mendua. Tapi kembang di jambangan ingin juga terlihat muda, karenamu.
Aku membiarkan ponsel itu ribut dengan ring tone sms. Hampir jam lima, aku berjalan ke kamar mandi umum. Terdengarlah teriakan Mak Wo. "Siapa Mona? Cepat katakan! Apa ini; kuingin kau milikku selamanya, biar pun hatiku masih mendua. Kau mau aku dimadu?"
Pak Wo dilempar panci. Dia berlari ke luar.
Hari ini Senin. Aku pindah lagi ke kosan baru. Ponselku berbunyi. Di layar sms tertulis; ke mana dirimu hai pujaan kanda. Mengilang tanpa kabar berita. Seperti hilang ditelan telaga, seperti bara tak bersisa. Duhai kanda menggelepar cinta.
Kalau mau jalan-jalan, nanti ke kosan baru ya, Pak Wo. Tak ada lagi balasan hingga senja ini aku tanpa pelanggan.
"Mbak Yu. Rambutnya dipotong cepak, ya?
Seorang pelangganku datang. Pelanggan pertama untuk profesi baru.Â
---sekian---