Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lok Baintan

8 Maret 2019   09:49 Diperbarui: 8 Maret 2019   10:39 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini aku terpaku. Mungkinkah ada seseorang yang memanggilku? Atau, adakah sekadar halusinasi? Hanya aku dan pendayung yang ada di perahu. Tak ada yang lain. Pasar terapung Lok Baintan, telah hilang pandang. Mungkin saja mulai berbenah pulang, karena cahaya matahari mulai tajam mengiris permukaan sungai.

"Bapak mendengar sesuatu?"

Pendayung itu menoleh. Setelah tadi tawar-menawar masalah biaya sewa perahunya, tak pernah lagi kami berbincang. Dia sibuk dengan rokok, aku sibuk dengan kopi, panganan dan laptop.

"Mendengar apa?"

"Suara seseorang. Seperti suara Brom!"

"Brom! Siapa itu? Lagi pula.... Ah, sudahlah!" Dia kembali disibukkan rokoknya. Asap rokok mengepul, kemudian lesap diterabas angin.

Matahari semakin menyengat. Keringat mulai terbit di keningku. Pendayung cepat tanggap dan memutar haluan, kembali ke Lok Baintan. Perahu-perahu yang sebelumnya ramai, hanya tinggal dua. Lalu-lalang orang pun tak lagi ramai. 

Pendayung memintaku turun. "Sudah siang! Nanti kulitmu terbakar."

Aku mengeluarkan uang melebihi perjanjian kami. "Terima kasih atas jalan-jalannya. Hmm, lumayan! Lima belas lembar dapat kurampungkan."

"Bayar saja yang kau minum dan makan. Semua sepuluh ribu rupiah."

"Lho, sewa perahunya, bagaimana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun