Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Combro

7 Februari 2019   08:15 Diperbarui: 7 Februari 2019   08:35 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ref. Foto : pixabay

Sia-sialah Imran menunggu. Mamot tak akan datang hari ini, seperti biasa tegak di ambang pintu pagar setiap pukul sembilan lebih sedikit. Juga besok, besoknya lagi. Selamanya! 

Dia masih berjualan combro, tapi bukan ke lorong rumah Imran. Asih telah bercerita kepada Mamot bahwa Imran adalah bekas pacar pertama dan terakhirnya, sebelum dia menikah dengan suami yang minggat entah ke mana. Mamot pernah mencuri baca di buku harian Asih, bahwa Imran telah memberinya benih sebelum hengkang ke luar negeri. Tapi sebagai perempuan rendahan dan tahu diri, semuanya Asih telan sendiri. Dia terpaksa menikah dengan lelaki lain demi membunuh malu. Kemudian si suami pergi karena merasa mendapat getah tanpa mencicipi buah nangka.

Akan hal Zulkaidah, merasa bodoh, kenapa baru sejak bertemu di taman itu, dia baru tahu lelaki itu; Imran yang tak bertanggung jawab!!!

---sekian---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun