Judul Film: The Lady Of Heaven
Penulis : Yasser Al habib
Tanggal rilis : 10 Desember 2021
Durasi : 2 jam 21 menit
Sutradara : Eli King
Biodata singkat Penulis Film
Naskah film the lady of heaven ditulis oleh seorang ulama syiah yaitu Yaser Al-Habib. Al-Habib  lahir di Al-Mirqab, Kuwait pada tahun 1979. Dia menempu Pendidikan di universitas Kuwait, fakultas ilmu politik, sekaligus pendiri organisasi pegawai Mahdi di Kuwait "Membentuk suara dan Gerakan Rafidah dan Kembali keimaman syiah Rafidah". Karena keberaniannya untuk berterus terang hal ini menarik perhatian pemerintah Kuwait yang mengakibatkan ia di tangkap dan dipenjara pada tahun 2003. Pada 2010 dia memutuskan untuk pindah ke inggris, dan mendirikan Kembali organisasi al-Mahdi di London, kemudian meluncurkan suatu stasiun berita Bernama Fardak Tv. Melalui saluran tersebut suara rafidah dapat terdengar diseluruh dunia.  Â
 Film "The lady Of Heaven"
Setiap kali ada film yang menggoyahkan keyakinan dan keimanan, pastinya selalu muncul kontemplasi beragam di tengah masyarakat. Siapa penulisnya, siapa pembuat filmnya, apa agama yang ia anut bahkan dari negara mana dia berasal, akan selalu menjadi topik perbicaraan. Pada tahun 2022 publik dikagetkan dengan penayangan film yang mengisahkan tentang putri nabi Muhammad SAW, Fatimah Az-zahrah. Film yang digarap oleh Eli king  di bawah naungan Englightened Kingdom tersebut menuai banyak kecaman pedas dari Masyarakat bahkan tak jarang ada yang meluncurkan teror pembunuhan.
Mendengar banyak penolakan dan kecaman dari Masyarakat, pihak yang terlibat dalam film tersebut telah mengklarifikasi bahwa film tersebut mencobah untuk menyiratkan perbandingan antara gerakan para toko islam yang awalnya sangat di hormati dengan aksi oleh kelompok negara islam di Irak. Namun Sebagian besar umat islam mengangap bahwa cerita dan  visualisasi yang di tampilkan dalam film tersebut sangat melecehkan keyakinan umat islam.
Sebagaimana dilansir dari BBC, (12/6/2022) " The Lady Of Heaven Film: Maroco bans "blasphemous" Britsh film. Otoritas perfilman Maroko melarang film kontroversial The lady Of Heaven, setelah film tersebut dikutuk oleh dewan agama negara tersebut. Majelis ulama tertinggi mengatakan bahwa film tersebut merupakan "pemalsuan terang-terangan terhadap fakta-fakta islam". Dewan tersebut menuding film ini memiliki keberpihakan yang menjijikan dan menuduh bahwa pembuat film tersebut mencari ketenaran dan sesasionalisme serta menyakiti perasaan umat islam. Editor agama BBC, Aleem Maqbool, mengatakan bahwa kritik tersebut berpusat pada cara pembuatan film dari ulama muslim syiah yaitu, Yasser Al-Habib, yang menggambarkan tokoh-tokoh terkemuka islam sunni, dan menyiratkan bahwa ada perbandingan antara tindakan mereka dengan Kelompok ISIS di Irak. Selain Maroco ada negara-negara  lain yang ikut serta mengecam untuk meng take down film tersebut yaitu Mesir, Pakistan, Iran dan Irak.
Sinopsis Singkat Film The Lady Of HeavenÂ
Film ini ditulis dalam presfektif syiah, tentunya berbeda dengan pandangan lain. Banyak hal yang cukup kontroversial dalam alur ceritannya. Olehnya itu, diperlukan kedewasaan dan pikiran terbuka dalam menyimak cerita dari film ini. Terlepas dari segala hal kontroversi yang tersirat dalam film tersebut tidak ada salahnya kita meninjau lebih dalam  film ini dan mencobah melihat Sejarah dengan presfektif lain.
Kisah Modern
Film the lady of heaven disajikan dengan dua cerita yang berbeda yang berlangsung sekitar 1,400 tahun. Pada kisah modern digambarkan seorang anak laki-laki yang Bernama Laith dan ibunya yang juga Bernama Fatimah didatangi para tentara ISIS dikediamannya. Mereka membekap ibu laith, dan menemukan sepenggal kertas yang berisikan do'a "Salam Sejahtera untukmu, wahai Fatimah yang dibunuh dengan zhalim". Mereka bertanya pada ibu laith mana suamimu? Dia mengatakan sudah meninggal dan dia tidak bersalah. Para teroris tersebut marah lalu menembaknya. Laith menyaksikan langsung ibunya dibunuh, peristiwa tersebut menyisakan trauma yang cukup dalam di hatinya. Setelah kejadian itu, laith diselamatkan oleh salah satu tentara yang Bernama Raed dan membawahnya ke pengungsian. Read tinggal bersama neneknya dan laith pun diadopsi oleh mereka. Laith banyak belajar Sejarah dari nenek Read.
Laith yang sedang tidur tiba-tiba terbangun karena mimpi buruknya yang membuat dia teringat pada ibunya. Kemudia nenek datang menceritakan kisah Fatimah. Saat nabi hijrah ke Madinah beliau dan sahabatnya membangun masjid sambil menunggu putrinya Fatimah. Nabi yakin bahwa saat diperjalanan menunju Madinah banyak bahaya yang mengintai putrinya, namun dia percayakan semua itu pada pengikut setiannya yaitu imam ali, Ujar nenek.
Lanjutnya... Meskipun Imam Ali mempunyai kekuatan yang luar biasa namun terkadang dia mengalahkan kejahatan tanpa membunuh, hatinya jauh lebih kuat dari pada tangannya. Setelah Ali berhasil mengalahkan musuh, Fatimah bertemu dengan ayahnya dengan selamat dan para penduduk Madinah menyambut kedatangan mereka dengan gembira.
Nenek juga menceritakan pada laith tentang khutbah nabi yang kurang lebih seperti ini.
 " Dengan nama Allah yang maha penyayang dan pemurah. Ketahuilah, yang paling utama dalam kehidupan ini dan sesudahnya adalah menyebarkan kedamaian di penjuru dunia semua nabi-nabi dan penerus mereka diutus kesini untuk itu. Aku adalah nabi terakhir dan para penggantiku akan datang melalui putriku Fatimah, Wanita ahli surga. Fatimah adalam bagian dariku. Barangsiapa menyakitinya berarti juga menyakitiku".
PernikahanÂ
Dalam Film tersebut juga menampilkan pernikahan Fatimah dan Ali. Fatimah mendatangi Rasulullah untuk meminta mahar pernikahannya.
Fatimah: Assallamualaikum ayah
Nabi : Walaikumsallam.
Fatimah : Bolehkan aku minta maharku, sesuatu yang berbeda?
Nabi : mahar seperti apa yang kau minta?
Fatimah : syafaat bagi para pendosa, agar mereka dapat masuk surga.
"Nabi mencium kepala Fatimah"
Mengutip dari salah satu sumber Imam Ali as dan Sayidah Fatimah menikah pada tahun 2 atau 3 H. Namun untuk kepastian hari dan bulannya terjadi perbedaan pendapat. Berdasar catatan yang terdapat dalam Manaqib Al Abi Thalib yang ditulis pada abad 6 H, akad pernikahan Sayidah Fatimah terjadi pada 1 Dzulhijjah dan pesta pernikahannya pada 6 Dzulhijjah tahun 2 H. (Tidak dicantumkan dalam film, penulis hanya menambahkan).
Perang
Nenek juga menceritakan tentang perang besar terhadap laith.
Setelah tiga tahun kedatangan nabi di Madinah orang kafir dimekkah ingin membalas dendam kepada nabi atas kekalahan mereka yaitu pada perang badar, pasukan Abu Sufyan bergerak menuju uhud untuk memerangi umat islam.
Sebelum perang dimulai Fatimah memakaikan baju kepada imam ali yang terbuat dari sesuatu yang lebih kuat dari perisai manapun, yaitu cinta dari Fatimah. Berkat doa darinya imam ali bertempur dengan sangat baik dalam perang tersebut. Uhud, Arabia, 625 AD
Diceritakan juga dalam film tersebut nabi sering melihat istrinya, Aisyah diliputi rasa cemburu.
Ghadir Khum
Film tersebut juga  memperlihatkan peristiwa di Ghadir Khum. Adapun khutbah nabi pada peristiwa tersebut: Â
"Ada pesan terakhir tuhan untuk disampaikan. Tuhanku memberitahuku bahwa dia akan segera memanggilku menghadapnya aku akan meningalkan untukmu, dua hal yang berat dan dua hal ini akan memberimu petunjuk dimasa yang akan datang: kitab allah dan keluarga suci ku. Ali akan menjadi pemimpin setelah aku tiada tuhanku telah membimbingku untuk menunjuk dia sebagai penggantiku allah telah memberkahiku dengan Cahaya-nya dan cahaya ini akan terus berlanjut melalui 12 pemimpin sepeninggalanku yaitu dari garis keturunan putriku Fatimah ali adalah yang terpilih. Dia yang pertama dan Mahdi yang terkahir".
Perbandingan I
Pada khutbannya nabi menjelaskan dua hal penting, yaitu Al-Qur'an dan Ahlulbait (Garis Keturunannya). Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits ats-Tsaqalin. Â Hadist tersebut juga muncul dalam kitab-kitab Sunni dan Syiah. Merujuk pada kalimat "Barang siapa yang menjadikanku sebagai maula, maka Ali juga menjadi maula,". Syiah berpendapat bahwa hal tersebut merupakan pentunjuk dari nabi Muhammad SAW Â bahwa Ali yang akan menjadi pemimpin setelah nabi wafat. Sayangnya hal tersebut tidak sejalan dengan pendapat lain, terdapat beberapa perbedaan tafsir pada kata "Maula" yang dikatakan nabi dalam khutbah nya. Berikut perbedaannya: Pertama, kata 'mawla' dalam bahasa Arab salah satunya bermakna 'pemimpin'. Tapi itu bukan satu-satunya arti kata tersebut. Kata mawla juga bisa berarti 'sahabat' atau 'kekasih'. Jadi, kata tersebut tidak hanya memiliki satu arti seperti 'pemimpin'. Kedua, jika saat itu Nabi memang bermaksud menunjuk Ali sebagai pemimpin, tentu beliau akan menggunakan kata yang lebih tegas dan jelas, seperti 'khalifah', 'amir', atau 'imam'. Tetapi Nabi SAW tidak menggunakan kata-kata tersebut, melainkan menggunakan kata 'mawla'. Ketiga, jika yang dimaksud oleh Nabi SAW dengan kata 'mawla' adalah pemimpin, dalam arti pemimpin tertinggi yang harus ditaati. Maka, berarti sejak saat itu ada dua pemimpin yang di tengah umat yang harus ditaati. Dan peristiwa tersebut berlaku sekitar tiga bulan sebelum Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasalam wafat.
Berpulang
Ketika sakit keras menimpah nabi dia memerintahkan bahwa tidak ada seorang pun yang boleh membawakannya obat. Namun dua penghianat dihasut oleh ayah mereka agar tidak patuh.
Setelah hari kematian nabi tiba, sebagian orang menganggap ini adalah hari yang menyedihkan namun di sisi lain ada yang melihat ini sebagai peluang untuk merebut kekuasaan. Mereka sibuk memperebutkan siapa yang akan menjadi Khalifah selanjutnya sepeninggal nabi. Mereka memilih abu bakar sebagai Khalifah pengganti.
Mengetahui hal tersebut pengikut Ali bergegas menemuinya dan ingin bersumpah bahwa akan menjadi pengikut setia. Tapi disisi lain, imam Ali memiliki rencana untuk menguji para pengikutnya apakah benar setia kepadanya. "Jika benar buktikan kepada ku, kembali lah besok dengan kepala dicukur",Tuturnya.
Setelah nya pulang dari rumah nabi Muhammad para pengikut imam Ali di hadang oleh pengikut abu bakar dan di paksa untuk berbaiat kepadanya.
Keesokan harinya imam Ali menunggu para pengikut nya tiba, dia tahu bahwa sebagian orang akan gagal dalam ujian iman ini. Dan benar, hanya empat orang yang datang menemuinya, namun imam Ali menyuruh mereka untuk pulang, dan mereka bertanya mengapa demikian?. Imam Ali Berkata: " Jika kalian bahkan tidak bisa mencukur kepala, bagaimana bisa kalian menghadapi gunung baja?"
Nabi mempercayai imam Ali sebuah tugas penting untuk menghimpun semua surah al-quran dengan tafsir yang sebenarnya benarnya. Dan imam Ali mendapatkan dukungan penuh dari istrinya, walaupun Fatimah dalam keadaan hamil, beliau bersikeras untuk tetap mendukung hak suaminya sebagai imamah. Menyuruh orang orang dengan munasyadah untuk tidak menyerah pada penguasa. Sayangnya mereka terlalu takut untuk mengikuti prinsip nya.
Duka Azzahrah
Para pengikut abu bakar memaksa Ali untuk berbaiat kepada abu bakar dan mengancam akan membakar rumah mereka jika tidak mematuhi hal tersebut. Namun dengan kegigihan Fatimah dia bersikeras untuk tidak mematuhi, mereka membakar rumah Fatimah, dan  menyiksa Fatimah yang sedang mengandung tanpa ampun yang mengakibatkannya keguguran. Mendengar suara teriakan dari Fatimah, imam Ali bergegas menghampirinya dan melihat istrinya tergeletak, melihat hal tersebut kemarahan imam memuncak dan segera ingin membunuh orang yang tega menyiksa istrinya, namun dia teringat akan pesan nabi yang menyuruh nya untuk bersabar di setiap kondisi dan ujian yang diberikan Allah sepeninggalan nya.
Setelah penyerangan tersebut kondisi kesehatan Fatimah menurun. Lukanya tidak bisa sembuh, dia mengetahui bahwa waktunya sudah dekat.
Fatimah juga berpesan pada suaminya ali, tak boleh seorang pun mengetahui dimasa jasadnya nanti, baik Abu Bakar maupun Umar. Dan pemakaman nya dilakukan secara rahasia. Ketika imam ali menyiapkan pemakaman untuk beliau, dia baru sadar bahwa tulang rusuk istrinya patah akibat kekerasan. Selama ini Fatimah menyembunyikan penderitaan nya agar tidak diketahui ali dan dia melalui nya dengan penuh kesabaran.
Seperti yang dikatakan oleh Fatimah 1400 tahu kemudian arah sejarah beralih kembali pada penindasan dan kedzaliman dan itu benar terjadi.
Perbandingan II
Terdapat berbagai pandangan mengenai kematian fatimah, Masyur dikalangan Syiah bahwa Fatimah meninggal akibat penyerangan yang dilakukan oleh Abu Bakar di kediamannya yang mengakibatkannya cedera dan keguguran. Sumber terkuno  dalam hal ini dijadikan sandaran oleh Syiah adalah kitab Sulaim bin Qais Hilali yang ditulis pada abad pertama Hijriah. Demikian pula orang Syiah melandaskan kesyahidan Sayidah Fatimah az-Zahra sa pada riwayat-riwayat yang juga tertera dalam sumber-sumber Ahlusunah. Kitab al-Hujum 'ala Baiti Fathimah mengutip riwayat-riwayat dari 84 perawi dalam sumber-sumber Ahlusunah. Pendapat lain mengatakan bahwa Fatimah meninggal disebabkan oleh rasa sedih yang mendalam atas kepergian ayahnya, nabi Muhammad.
Senada dengan itu saya mengambil beberapa literatur ahlusunah, dari beberapa matannya. Yang sependapat dengan pemikiran Syi'ah terkait penyebab meninggalnya Fatimah.
Abu Bakar bin Abi Syaibah (159-235 H) pengarang kitab al-Mushannif dengan sanad sahih menukil demikian:
"Tatkala orang-orang memberikan baiat kepada Abu Bakar, Ali dan Zubair berada di rumah Fatimah berbincang-bincang dan melakukan musyawarah. Hal ini terdengar oleh Umar bin Khattab. la pergi ke rumah Fatimah dan berkata, "Wahai putri Rasulullah, ayahmu merupakan orang yang paling terkasih bagi kami dan setelah Rasulullah adalah engkau. Namun demi Allah! Kecintaan ini tidak akan menjadi penghalang. Apabila orang-orang berkumpul di rumahmu maka Aku akan perintahkan supaya rumahmu dibakar. Umar bin Khattab menyampaikan ucapan ini dan keluar. Tatkala Ali As dan Zubair kembali ke rumah, putri Rasulullah Saw menyampaikan hal ini kepada Ali As dan Zubair: Umar datang kepadaku dan bersumpah apabila kalian kembali berkumpul maka ia akan membakar rumah ini. Demi Allah! Apa yang ia sumpahkan akan dilakukannya!"
Ibnu Qutaibah sebagai kelanjutan kisah ini, menulis  bahwa, "Umar disertai sekelompok orang mendatangi rumah Fatimah. la mengetuk rumah. Tatkala Fatimah mendengar suara mereka, berteriak keras: "Duhai Rasulullah! Selepasmu alangkah besarnya musibah yang ditimpakan putra Khattab dan putra Abi Quhafah kepada kami." Tatkala orang-orang yang menyertai Umar mendengar suara dan jerit tangis Fatimah, maka mereka memutuskan untuk kembali namun Umar tinggal disertai sekelompok orang dan menyeret Ali keluar rumah dan membawanya ke hadapan Abu Bakar dan berkata kepadanya, "Berbaiatlah." Ali berkata, "Apabila Aku tidak memberikan baiat lantas apa yang akan terjadi?" Orang-orang berkata, "Demi Allah yang tiada tuhan selain-Nya, kami akan memenggal kepalamu."
Penggalan Sejarah ini tentu sangat menyayat hati Sebagian orang yang mencintai (Abu Bakar, dan Umar). Karena itu, mereka meragukan kitab ini sebagai karya dari Ibnu Qutaibah. Namun Ibnu Abil Hadid yang merupakan guru Sejarah ternama, memandang bahwan kitab ini merupakan karya Ibnu Qutaibah dan selalu menukilkan hal-hal diatas. Tapi sangat disayangkan kitab ini telah mengalami distorsi dan Sebagiannya telah dihapuskan.
Itulah sepintas cerita dari film the lady of heaven yang menuai banyak kecaman public dan beberapa perbandingan yang penulis seguhkan sebagai bahan pertimbangan , kisah ini diangkat dalam presfektif syiah tentunya sangat berbeda dengan pandangan lain. Banyak yang mengatakan bahwa cerita dalam film ini telah dipalsukan. Dari pernyataan tersebut tentu lahir pertanyaan baru lagi. Apakah film tersebut benar-benar memalsukan fakta Sejarah atau malah membongkar fakta tersembunyi dari Sejarah . Siapa yang bisa memastikan hal tersebut?....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H