"Ini neng buburnya." Kata mang bubur.
"Iya mang terima kasih." Kataku.
"Reno ini ya makan buburnya." Kataku sambil menggeserkan bubur ke arah Reno.
"Aku tak ingin memakannya." Katanya.
"Ini enak. Jika kamu tak mau makan bubur. Aku juga sama tak mau." Kataku.
"Kamu menyebalkan." Katanya dengan tatapan sinis.
Akhirnya ia memakan bubur. Aku jadi ingat Reno kecil, ia selalu memaksa agar aku makan. Dan sekarang terbalik, aku yang memaksanya makan. Tapi jika di perhatikan ia masih sedikit peduli kepadaku. Jika ia tak peduli, mana mungkin ia tadi menarik tanganku untuk makan bubur.
Aku bertanya alasan Reno bersikap apatis terhadap lingkungan sekitar termasuk ibunya. Awalnya ia tak ingin bercerita. Namun setelah aku paksa agar ia terbuka, ia menceritakan semuanya.
Kaget ketika aku mendengar mengapa ia seperti ini. Sebenarnya Reno tak ingin bersikap seperti ini, namun alam bawah sadarnya seperti memaksa ia untuk bersikap apatis. Rupanya ia seperti ini karena semenjak orang tuanya bercerai, teman sekolahnya selalu mengejek. Ia juga merasa tak diinginkan di keluarganya, karena menurutnya jika ia diinginkan tak mungkin orang tuanya bercerai. Ia juga memiliki trauma karena dulu sering melihat orang tuanya bertengkar.
Berulang kali ia berkata bahwa. Sebenarnya ia tak ingin bersikap dingin terhadap ibunya. Ia menyayangi ibunya, namun selalu saja seperti ada dendam jika ia melihat ibunya. Ia ingin berubah namun tak tahu harus bagaimana.
Ternyata benar, Reno seperti ini karena masa lalunya. Aku langsung mengubah tujuan. Tadinya aku mengajak pergi ke panti asuhan untuk memberi contoh kepada Reno bahwa bukan ia saja yang tak mendapat kasih sayang utuh. Dan aku ingin agar Reno lebih mensyukuri hidupnya dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.