***
Keesokan harinya aku pergi ke rumah Reno untuk mengajaknya ke panti asuhan. Kebetulan ia sedang libur kuliah. Bu Desi langsung mengizinkan kami pergi.
Sepanjang perjalanan Reno hanya terdiam kaku. Aku bingung harus bertanya apa lagi, karena sejak tadi aku yang harus bertanya. Setelah sampai di panti asuhan baru ia bertanya.
"Apa sebenarnya tujuanmu mengajakku kesini?." Tanyanya. Aku hanya tersenyum dan menarik tangannya.
"Tolong lepaskan tanganku." Katanya sambil berusaha melepaskan genggamanku.
"Aku tak mau, aku akan melepaskan tanganmu jika aku sudah bertemu pemilik panti ini." Kataku sambil tertawa.
Ia berhenti. "Aku tidak mau kesana jika kamu tidak melepaskan tanganku Ajeng." Katanya.
"Ternyata kamu masih ingat namaku ya. Eh iya kamu sudah sarapan? Aku belum sarapan. Bagaimana jika kita makan bubur dulu, itu di sebelah sana." Kataku sambil menunjuk bubur samping panti.
"Aku sudah sarapan." Katanya.
"Ya sudah antar aku kesana." Kataku.
"Tidak mau, aku menunggu disini." Katanya.