Mohon tunggu...
Rida Nugrahawati
Rida Nugrahawati Mohon Tunggu... karyawan -

-- Penyuka Imajinasi dan Cerita Fiksi -- 🏡 Kuningan-Jabar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Apatis

6 Januari 2019   19:02 Diperbarui: 6 Januari 2019   19:44 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hay Reno, apa kamu masih mengenalku?." Tanyaku. Ia hanya melirik sedikit dan mengangguk sambil bermain game online.

"Kita masuk ke dalam saja yuk." Ajak Bu Desi.

Suasana rumah yang begitu sepi, sunyi. Seperti tak berpenghuni.

"Dimana pak Herman, Bu? Sepertinya aku merindukan kumis tebalnya." Kataku sambil tersenyum.

"Ia sudah tak ada di sini lagi Ajeng." Kata Bu Desi. Sambil mempersilahkan untuk duduk.

"Memangnya kenapa Bu?." Tanyaku sambil duduk di kursi ruang tamu.

"Nanti akan ibu ceritakan, namun ibu akan mengambilkan minum untukmu dulu ya sebentar." Kata Bu Desi.

Reno memasuki rumah. Aku menyapanya namun hanya tatapan dingin yang aku terima. Ia melewatiku begitu saja. "Ada apa sebenarnya dengan Reno?." Tanyaku dalam hati.

Bu Desi datang membawa jus alpukat dan bolu. Ia kemudian menceritakan perihal rumah tangganya. Ternyata dulu terjadi KDRT di keluarga Bu Desi. Dulu Pak Herman melakukan kekerasan itu di depan anaknya, Reno. Dan sekarang orang tua Reno sudah bercerai.

"Oh pantas saja Reno sekarang menjadi dingin. Ternyata permasalahan keluarga yang mengubahnya seperti ini." Kataku dalam hati.

Memang terkadang anak yang dingin di sebabkan kurang kehangatan dalam keluarga. Apalagi melihat orang tua bertengkar, itu akan membuatnya merasa tak di hargai dan tak di pedulikan. Atau mungkin perasaan dendam atau bersalah yang berlarut-larut. Atau lebih parah lagi, ia akan menjadi apatis ( tak peduli terhadap keadaan sekitar).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun