"Iya, mengapa kamu terlihat kaget seperti ini?." Tanyanya sambil terheran-heran.
"Tidak apa-apa, jadi apa yang ingin kamu bicarakan?." Tanyaku.
"Aku ingin mengutarakan perasaanku yang sebenarnya terhadapmu. Maukah kau menjadi ibu untuk anak-anakku kelak? Karena aku yakin Risa kamu akan menjadi ibu yang baik untuk anak-anakku kelak." Katanya sambil memegang tanganku.
"Lepaskan tanganku Hilman. Maaf aku tidak bisa." Kataku, berusaha melepaskan tangannya.
"Memangnya kenapa? Risa?." Tanyanya, menatap mataku dalam.
"Maaf Hilman, aku tidak punya perasaan apa pun terhadapmu. Kamu juga tahu kan bahwa dalam pernikahan itu harus ada yang namanya cinta. Jika tidak ada cinta, entah akan berjalan seperti apa." Kataku.
"Cinta itu dapat hadir dengan sendirinya setelah menikah Risa." Kata Hilman.
"Tapi maaf aku tidak bisa percaya bahwa cinta dapat hadir dengan sendirinya setelah menikah." Kataku.
"Apa kamu mencintai Dio? Kemarin aku lihat kamu pulang bersamanya." Tanya Hilman.
"Risa? Risa? Aku ingin bertanya apa kamu mencintai Dio?." Tanyanya.
"Maaf aku tidak bisa menjawab." Kataku.