"Syut, jadi bagaimana menurutmu agar Dio dapat mengakui bahwa ia yang diam-diam menyukaiku? Mengapa ia tak berkata langsung, mengapa harus lewat surat. Tapi ia romantis sekali. Aku suka isi suratnya." Kataku sambil memegang saku yang isinya surat dari pria misterius.
"Ekhm.."
"Ekhm.."
"Eh Dio, sejak kapan kamu di sana?." Tanyaku, karena Dio tepat berada di belakangku.
"Tadi aku berpura-pura batuk agar kalian peka ada aku di sini. Eh ternyata tidak ada yang peka." Kata Dio.
"Duh kasihan sekali. Jadi kamu kesini untuk menemui Risa kan?." Tanya Ima.
"Ima..." Kataku.
"Ya benar aku akan menemui Risa. Risa maukan sepulang kerja nanti antar aku ke toko buku?." Tanya Dio, aku langsung tersipu malu.
"Memangnya kamu akan membeli buku apa?." Tanyaku.
"Entah, yang penting aku dapat bersamamu sore nanti." Katanya.
"Risa pasti mau, iya kan Risa?." Tanya Ima sambil mencubit tanganku.