"Apa maksud kamu malah menceramahi saya? Cari saja mobil yang lain." Ucapku sedikit kesal.
"Hanya ada mobil mbak yang melintas di sini, kasihan kakek saya mbak." Ucapnya sambil mengeluarkan air mata.
"Pasti kamu pura-pura meminta tolong dan akhirnya mencuri mobil, perhiasan, ponsel, uang dan laptopku?."
"Saya tidak bermaksud seperti itu. Ya sudah jika mbak tidak mau menolong. Mbak harusnya berpikir jika mbak ada di posisi kakek itu dan tak ada satu orang yang ingin menolong.!" Ucapnya sambil membentakku.
"Itu tidak mungkin.!" Ucapku sambil menjalankan mobil.
"Membuat darah naik, masih pagi sudah bertemu orang gila." Ucapku dalam hati.
Mobilku berjalan perlahan ketika melihat kakek itu tergeletak di pinggir jalan. Dengan darah berceceran. Hatiku sedikit tersentuh. Tapi aku tidak boleh menolongnya karena aku tidak mengenalinya. Setelah sedikit jauh dari kakek itu, aku berhenti. Hatiku ingin menolongnya tapi logikaku menolak. Sedikit bergelut bersama logika dan perasaan. Akhirnya aku memundurkan mobil ke tempat kakek tadi, untuk menolongnya.
"Mbak akan menolong kakek ini?." Tanya pria tadi.
"Ayo kita bawa ke rumah sakit." Ucapku.
Pria itu membawa kakek menuju mobil. Sebenarnya sedikit kesal karena mobilku pasti akan kotor. Aku akan membawa kakek itu ke rumah sakit terdekat.
"Mbak bolehkah saya mengetahui namamu?." Tanya pria itu.