Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kasus Mirna: Inilah Kelemahan Demi Kelemahan Tanggapan Jaksa

21 Juni 2016   15:35 Diperbarui: 21 Juni 2016   16:13 2149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggapan Jaksa atas eksepsi tim kuasa hukum Jessica:

‘’Yang harus diuraikan dalam surat dakwaan penuntut umum adalah perencanaan terdakwa Jessica yang dilakukan secara tenang untuk merampas nyawa korban Mirna," bebernya.

Tanggapan Jaksa Penuntut Umum yang menyebut bahwa yang harus diuraikan dalam dakwaannya adalah perencanaan terdakwa. Pertanyaannya  besarnya adalah perencanaan yang mana itu? Karena Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaan yang dibacakan pada tanggal 15 Juni 2016 sama sekali tidak menguraikan secara detail dan rinci darimana Natrium Sianida (NaCN) itu dibeli atau diperoleh dari siapa,  Lalu dimana perencanaan terdakwa, dimana, dimana?

Dalam tanggapan itu juga Jaksa Penuntut Umum menyinggung soal tenangnya Jessica merampas nyawa Mirna. Pertanyaannya adalah siapa yang merampas nyawa Mirna? Kalau Jaksa Penuntut Umum menyebut bahwa Jessica dengan tenangnya merampas nyawa Mirna, mengapa Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan bahkan dalam tanggapannya terhadap eksepsi tadi pun tidak mampu menjelaskan kapan perencanaan itu timbul, Kenapa itu tidak dijelaskan??

Kapan waktu timbulnya niat itu? Pagi, siang, sore atau malam. Mengapa waktu ini sangat penting, karena dalam kasus pembunuhan berencana ada waktu yang timbulnya niat dalam putaran waktu (pagi, siang, sore atau malam) , dan Ini semua harusnya ada dalam tanggapan yang dibacakan tadi, tetapi lagi-lagi Jaksa Penunutut Umum dengan sekonyong-konyong menyebut Jessica dengan tenangnya merampas nyawa Mirna, meski tanpa bisa menjelaskan kapan perencanaan itu muncul?

Nah terkait dengan sikap tenang Jessica, Ini yang dianggap Jaksa Penuntut Umum bahwa Jessica merampas naywa Mirna, ini terlalu jahat dan tidak masuk di akal. Ilustrasinya anda bersama 3 teman anda jalan-jalan ke mall, anda memesan makanan dan minuman, lalu kemudian salah satu dari teman anda merasa pusing dan mual-mual lalu pingsan. Tentu ekspresi yang timbul akan berbeda-beda atau sama? Iya berbeda-beda.

Ada yang langsung kaget, menjerit-jerit minta tolong, memarahi pelayan yang mengantar makanan dan minuman. Ada pula yang langsung berteriak-teriak, menangis, menelpon sana, menepon sini. Ada pula yang diam tetapi tetapi menghubungi nomor Ambulance.

Lantas apakah yang diam, yang tidak menangis, dan yang menghubungi Ambulance ini yang menyebabkan temannya itu pingsan karena makanan dan minuman yang disajikan tersebut? Terlalu gila tuduhan seperti itu!

Karena pada dasarnya manusia memiliki tingkat ekspresi yang berbeda-beda. Tidak bisa jika dalam satu keadaan yang sama semua harus tertawa jika melihat hal yang lucu, ada yang tersenyum ada yang tertawa-tawa. Begitupun kalau ada yang mati, tidak bisa pula semua harus menangis jika melihat ada yang mati, ada yang sedih, ada yang cukup merasa kehilangan yang luar biasa dalam dirinya.

Begitu pun dengan Jessica, walau Jessica diam dan tidak seperti Hani yang terkesan panik, adalah hal yang wajar karena setiap orang memiliki tingkat ekspresi yang berbeda-beda dan tidak bisa disamaratakan.

Sehingga diamnya Jessica tidak bisa dianggap bahwa Jessica yang telah menabur racun mematikan tersebut. Karena semakin orang panik, maka pikirannya akan buyar dan tidak bisa berpikir dengan jernih terkait apa yang dialami temannya tersebut, terutama ketika Jessica melihat Mirna kejang-kejang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun