Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kasus Mirna: Bisakah 37 Barang Bukti Ini Mengungkap Jessica yang Membunuh Mirna?

27 Mei 2016   15:12 Diperbarui: 28 Mei 2016   09:27 4038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat kejanggalan pada barang bukti kesebelas saya jadi makin geleng-geleng kepala. Kenapa lagi geleng-geleng kepala? Lah jelas saya geleng-geleng kepala, yang harusnya dijadikan barang bukti adalah yang memiliki hubungan dengan kematian Mirna, misalnya racunnya, kertas penyaring kopi yang diseruput Mirna, tapi kok malah yang tak ada kaitannya dengan kematian Mirna dijadikan barang bukti?

Jika ada yang mengatakan bahwa Jessica menuntup-nutupi minuman yang terdiri dari dua coctail dan satu es kopi Vietnam dengan paper bag , maka pertanyaannya apakah menaruh paper bag, lalu kemudian ada orang kehilangan nyawa, maka dialah pelakunya? Terlalu gila tuduhan yang begitu.

Untuk membuktikan tuduhan bahwa ada gerakan Jessica memasukan sesuatu, maka pertanyaannya adalah mengapa penyidik tidak menyita 8 kamera CCTV yang ada di Olivier Cafe? Mengapa ini tidak dilakukan? Karena jika semua kamera CCTV yang jumlahnya ada 8 buah kamera CCTV, maka akan terlihat jelas kok siapa-siapa saja yang mendekat ke meja Jessica atau ada atau tidaknya gerakan yang dituduhkan kepada Jessica.

Pertanyaannya sekali lagi mengapa penyidik tidak menyita semua kamera CCTV yang totalnya ada 8 buah itu? Mengapa tidak? Pertanyaan selanjutnya apakah penyidik berani menyita dan membuka 8 CCTV yang ada di Olivier Cafe untuk membuktikan adanya gerakan otot memasukan sesuatu atau tidak? Kasihan Jessica kalau dituduh tanpa bukti, apalagi ini tuduhannya pembunuhan berencana!

Keduabelas. Dua kaleng contoh susu kental manis. Lah ini apalagi? Mengapa hanya menyita dua kaleng contoh susu kental manis? Mengapa kaleng susu kental manis yang dituangkan pada kopi Mirna tidak disita?

Kenapa itu, ada apa ini sebenarnya? Padahal bisa diketahui ada apa dalam kaleng kenal manis yang dituangkan ke dalam gelas es kopi Mirna. Logikanya dimana mengamankan sekaligus menjadikannya sebagai barang bukti yang tak ada kaitannya dengan susu dalam es kopi Mirna?

Meskipun hanya contoh, tetapi inikah yang perlu dibuktikan adalah kesalahan materillnya Jessica, nah pertanyaannya adalah dari dua kaleng susu kental manis itu , apakah kaitannya dengan kematian Mirna, sedangkan kaleng susu manis yang dituangkan ke gelas Mirna justru tidak disita????? Kalau pun susunya sudah habis, harusnya kalengnya tetap dapat disita untuk jadi barang bukti, tapi kenapa ini tidak dilakukan oleh penyidik?

Ketigabelas. Satu bungkus contoh kopi Robusta dalam kemasan plastik hitam. Pertanyaannya adalah lah apa hubungan satu bungkus contoh dari kopi Robusta sehingga disita dan dijadikan barang bukti? Apakah cukup?  Justru yang harusnya disita dan dijadikan barang bukti di pengadilan adalah bungkus bekas kopi Robusta juga contoh dari bungkus Robusta yang masih berisi kopi yang tak lain tujuannya adalah sebagai pembanding.

Keempatbelas. Satu buah contoh gelas yang digunakan untuk penyajian ice Vietnam Coffe. Lah ini apa lagi toh? Mengapa yang dijadikan barang bukti justru satu buah contoh gelas yang digunakan saat penyajian ice Vietnam Coffe, kemana gelas yang digunakan pada saat menyajikan es kopi Mirna, gelas itu ada dimana atau dikemanakan?

Gelas itu yang harusnya disita dan dijadikan barang bukti agar diketahui ada apa dengan gelas itu terlebih lagi ini gelas tidak disita dan dijadikan barang bukti. Lalu disembunyikan dimana gelas yang digunakan pada saat menyajikan kopi Mirna, ada dimana? Disembunyikan dimana?

Kelimabelas. Dua buah sample celana panjang tersangka yang hilang. Ini makin sulit bagi jaksa untuk membuktikan dakwaannya mengingat celana yang dibuang itu dikatakan robek karena tersangkut di mobil, ini masuk akal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun