Mengapa? Setelah saya baca lagi soal obat Maxpharm yang memiliki tiga bentuk, yang salah satunya kapsul makin janggal lagi kalau ini mau dijadikan barang bukti untuk membuktikan Jessica yang menabur racun, mengapa? Sekali lagi saya tidak membabi buta dalam membela Jessica!
Setelah saya baca ulang, obat Maxpharm ini berfungsi untuk mengobati atau mengatasi nyeri dan pegal-pegal. Aneh kalau jaksa menghadirkan obat pegal-pegal dan nyeri sebagai barang bukti untuk mendukung alat bukti. Mengapa aneh?
Yang harusnya dilakukan penyidik sebelum melimpahkan berkas ini , jika menyita obat ini (saat itu) harusnya dilakukan dulu pemeriksaan terhadap bagian tubuh Jessica secara, terutama bagian tulang yang rawan pegal atau nyeri, lah apa hubungannya, supaya diketahui apakah Jessica memang mengalami masalah nyeri atau pegal-pegal atau tidak?
 Kalau tidak, apa hubungannya obat ini dengan Jessica atau kematian Mirna? Obat ini adalah bagian yang disita dari rumah Jessica, dan yang tinggal di rumah bukan hanya Jessica, melainkan juga ada ayah dan ibu Jessica. saya yakin ini obat bukan obat punya Jessica dan bahkan obat ini akan membuat hakim tertawa karena tak ada kaitannya dengan kematian Mirna.
Keenam. Dua buah contoh sedotan hitam. Ini juga menjadi sebuah kejanggalan bagi saya, bagaimana mungkin penyidik pada saat itu hanya berhasil mengambil dua contoh sedotan hitam untuk dijadikan barang bukti dan dibuktikan di pengadilan, sedangkan sedotan yang digelas Mirna tidak diketahui keberadaannya.
Harusnya yang dijadikan barang bukti adalah sedotan yang bekas diminum Mirna karena disana ada bekas air liur Mirna juga ada bekas racun sianidanya, pertanyaannya adalah kemanakah perginya sedotan yang ada digelas Mirna?
Jika sudah dibuang oleh pelayan kafe, saya makin yakin jaksa sulit membuktikan dakwaannya kepada Jessica! Ini tidak main-main, jadi bumerang bagi jaksa kalau hanya bisa menghadirkan  hanya sekedar contoh sedotan yang sama dengan yang bekas disetot Mirna.
Padahal di cafe itu saya yakin kalau dilakukan oleh TKP pada hari terbunuhnya Mirna, Sedotan ini bisa dijadikan barang bukti yang memang berhubungan dengan terbunuhnya Mirna, tetapi olah TKP baru dilakukan tanggal 11 Januari atau 5 hari selang kematian Mirna, ya pasti barang bukti sudah lenyap!
Ketujuh. Tiga lembar contoh kertas penyaring kopi. Nah ini juga makin terasa aneh kalau mau dijadikan sebagai barang bukti untuk mendukung alat bukti. Bagaimana bisa mendukung alat bukti? Mendukung alat bukti harus didukung barang bukti yang kuat.
Yang harusnya dijadikan barang bukti adalah kertas penyaring kopi yang diseruput Mirna, bukan justru menghadirkan contoh dari kertas penyaring kopi. 3 contoh kertas penyaring kopi itu tak berarti apa-apa, karena kalau kertas penyaring kopi yang diminum Mirna itu bisa ditemukan, maka ini akan berkesesuaian dengan es kopi Vietnam yang membuat Mirna meregang nyawa.
Harusnya penyidik menggali lebih dalam kepada pelayan cafe, dimanakah keberadaan kertas penyaring kopi yang kalian gunakan untuk menyaring kopi buat es kopi Vietnam? Tapi ini kenapa tak dilakukan? Kenapa hanya berfokus pada Jessica seorang? Ingat! Sekali lagi saya tak membela Jessica secara membabi-buta, ini masih dalam tahap yang wajar!