Berbagi mikrofon, kami ngobrol tentang kesendirian. Ya, tentang kesendirian, bukan kesepian. Sebab, tak selalu sendiri itu bermakna sepi. Pun sebaliknya, sepi tak selalu dirasakan saat sendiri.
"Yu, jujur aku masih butuh menyendiri nih," ucap saya.
"Kenapa?"
"Aku butuh tempat untuk menemukan keterasingan. Supaya aku temukan, betapa segala sesuatu itu adalah keajaiban. Karena menurutku, dunia ini tak ada yang wajar. Semuanya istimewa. Sayangnya, kita kerap dibuat rabun oleh dunia. Seolah-olah semua itu wajar-wajar saja. Datar-datar saja," jelas saya.
"Kan bisa dengan menyepi di tengah keramaian, Kang? Nggak harus menyendiri."
"Benar sih. Tapi, untuk menemukan titik paling dalam, aku butuh menyendiri. Kamu sendiri, gimana?"
"Sebentar, Kang. Boleh aku nanya?" pinta Bayu tiba-tiba.
"Nanya aja, gratis kok!"
"Kenapa sih ujug-ujug Kang Ribut mau bahas topik ini?"
"Nggak tahu, Yu. Topik ini tiba-tiba saja muncul siang tadi."
"Sori ya, Kang. Kalau boleh aku kasih saran, kayaknya Kang Ribut perlu istirahat."