Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Entrepreneurship ala Emak Saya

14 September 2021   04:30 Diperbarui: 15 September 2021   19:18 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu berjualan di pasar | Sumber: KOMPAS.COM/FARIDA 

Ibu masih ingat, ketika beliau masih bekerja sebagai buruh batik. Dengan tangannya, ibu membatik.

Di tangannya pula garis-garis nasib dilukiskan. Butuh kesabaran yang tidak hanya saat melukiskan lilin malam pada selembar kain, melainkan kesabaran saat harus menerima kenyataan. Bahwa upah yang diterima di tangannya itu tak cukup untuk membeli susu. Padahal, ibu berjuang sendirian.

Ya, seorang wanita harus pandai mengelola kebutuhan, apalagi urusan dapur. ibu membuktikannya. Dan aku menyaksikannya. 

Tidak hanya satu dua tahun tetapi bertahun-tahun. Kini usahanya makin tumbuh. Malah, karena tak cukup tenaga, ibu tak segan-segan mengambil tenaga dari tetangga atau dari kampung lain, terutama mereka yang butuh pekerjaan. 

Dan beberapa di antara mereka kini keluar karena berkeluarga atau keperluan lainnya. Tetapi, rata-rata mereka kemudian bisa berdiri menjadi seorang wanita usahawan. 

Setidaknya, ketika pulang ke kampungnya ia bisa membuka usaha yang seperti ibu lakukan. 

Mereka juga banyak menerapkan apa yang Ibu lakukan. Ya, ibu telah mencetak beberapa perempuan perkasa lainnya. Perempuan-perempuan mandiri. Perempuan yang mampu mengolah hidupnya lebih bermakna.

Harus aku akui, ibuku ternyata seorang inspirator bagi ekonomi rakyat, sekalipun tak pernah mendapatkan kuliah kewirausahaan. 

Boro-boro mendapatkan kuliah macam mahasiswa, lulus SD pun tak sempat. Ibu tak punya ijazah, tetapi aku yakin di tangannya ada banyak berkah bagi para perempuan untuk menjadi perempuan yang kuat menghadapi zaman.

Salam hormatku, untuk para ibu, khususnya untuk ibuku, sang inspirator!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun