Mohon tunggu...
Ribut Achwandi
Ribut Achwandi Mohon Tunggu... Penulis - Penyiar radio dan TV, Pendiri Yayasan Omah Sinau Sogan, Penulis dan Editor lepas

Penyuka hal-hal baru yang seru biar ada kesempatan untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Entrepreneurship ala Emak Saya

14 September 2021   04:30 Diperbarui: 15 September 2021   19:18 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu berjualan di pasar | Sumber: KOMPAS.COM/FARIDA 

Yang lebih mengherankannya lagi, setiap kali lebaran ibu masih sempat-sempatnya menyiapkan bingkisan untuk semua pelanggan. Baik yang masih ngutang atau yang tak pernah ngutang. Semua diberinya. 

Alasan ibu sederhana, bingkisan itu diberikan sebagai rasa terima kasih atas kepercayaan mereka. 

Lha iyalah, bagaimana tidak mau percaya, wong orang ngutang saja dibiarkan! Pikirku waktu itu. Tetapi, sama sekali hal itu tak berani aku utarakan pada ibu.

Memasuki tahun ke sepuluh, tepatnya tahun 1993, celengan ibu kembali dibobol. Gerabah yang ditaruh di bawah dipan itu dipecahnya lagi. 

Ibu kembali membuat perombakan. Kali ini besar-besaran. Rumah sekaligus warung, diperbaiki. Tidak lagi papan kayu, tidak lagi seng, melainkan berdinding tembok. 

Warung ibu disatukan dengan rumah. Kala itu beberapa almari etalase kaca mulai dicicilnya. Ada yang beli, ada yang pesan di bengkel sebelah rumah.

Sejak saat itu, perkembangan warung ibu terus saja berjalan. Pelan tapi pasti. Bersamaan dengan itu pula, beberapa tetangga kemudian melirik usaha ibu. Sebagian dari mereka ada yang membuka warung dengan barang dagangan yang sama.

Lalu, apa reaksi ibu kala itu? 

Ibu hanya diam. Mula-mula sempat terpikir pertumbuhan warung-warung yang serupa akan memunculkan persaingan. Bahkan, sangat mungkin ada persaingan tidak sehat. Tetapi, lambat laun pikiran itu dihapusnya.

Dengan sedikit menghibur diri, pernah suatu ketika ibu katakan padaku, bahwa munculnya warung-warung di kampung itu tiada lain sebagai buah keberhasilan Ibu. 

Setidaknya, apa yang dilakukan ibu telah menginspirasi bagi orang-orang sekitar untuk meniru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun