Setelah salat Asar, barulah sang rasa kantuk menyerangku dengan pukulan terakhir. Setelah salat kuminta izin balik ke hotel untuk tidur sebentar saja, membiarkan tubuh pulih sendiri dari luka-luka kelelahan. Paling lama 30 menit. Dan sebelum azan Magrib berkumandang aku telah kembali ke Masjidil Haram untuk menunaikan salat Magrib hingga Isya.
Rabu, 17 April 2024
Hari kedua di Makkah, dinihari kuberjalan ke Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah salat tahajjud. Di luar hotel, orang-orang berduyun-duyun ke Masjidil Haram, bener memang aktivitas di tempat ini 24 jam tanpa henti. Setelah menunaikan salat subuh, sambil menunggu waktu dhuha aktivitasku mengaji dan memandang kabbah. Nabi SAW bersabda:” Setiap hari 120 rahmat turun ke Baitullah, 60 diantaranya turun untuk orang-orang yang sedang thawaf mengitari Kabbah, 40 rahmat turun untuk orang-orang yang sedang itikaf di sekitar Kabbah, sedangkan 20 rahmat turun untuk orang-orang yang memandang Kabbah ( HR. Ab Dzar dan Al-Arzaqi)
Kamis, 18 April 2024
Hari ini kumulai dengan Salat tahajjud di Masjidil Haram kemudian tadarrus sambil menunggu azan Subuh berkumandang. Selesai menunaikan salat subuh, kuniatkan untuk mencium kabbah.
Sore hari, tiba-tiba ngeflek, padahal sudah minum obat. Untuk menghilangkannya kutambah dosis obat. Sebelum petang kuberharap sudah takada lagi, sehingga bisa melaksanakan salat Magrib. Alhamdulillah, flek hilang sehingga kubisa beribadah sempurna, bahkan hingga menegakkan salat Isya.
Jumat, 19 April 2024
Pukul 03.38 aku telah berada di Masjidil Haram. Menunaikan salat sunah masjid dilanjutkan dengan salat hajat. Salat hajat adalah ibadah yang dilakukan untuk memohon dan menyampaikan sebuah hajat atau keinginan kepada Allah SWT. Keutamaan salat hajat, yakni Rasulullah bersabda, “Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian salat dua rakaat (salat hajat) dan sempurna rakaatnya, maka Allah SWT berikan apa yang ia pinta cepat atau lambat.” (HR. Ahmad dengan sanad sahih)
Sabtu, 20 April 2024
Rombongan umrahku kali ini, sepertinya tak ada yang menyukai jalan-jalan. Kubuktikan ketika kuajak, “Yuk ke Thaif!” Tidak ada yang menyahut dengan gempita. Memang sih perjalanan ke Thaif tidak masuk dalam paket ini. Bagiku, ah mumpung sudah di sini lanjut aja. Setelah mendapat izin tour leader, Alhmadulillah kawanku saat di Buton sedang melaksanakan umrah. Dia bahkan menginap di hotel tempatku menginap saat 2019. Atas nama persahabatan, dia mengajakku. Dia udah tau, tipikal diriku yang pasti suka menjejakkan kaki ke wilayah-wilayah baru.