Dari Biak Utara ke Biak Timur
Goa Jepang ini terletak di daerah Biak Timur. Jika tak salah ingat, saat itu harga tiket masuknya Rp. 25,000 per orang. Goa Jepang ini merupakan peninggalan pasukan penjajah dari negeri Matahari Terbit.
Sisa-sisa peninggalannya, masih ada berupa baling-baling pesawat, tank, jerigen, baju, topi-topi, perlengkapan makan minum, bahkan tengkorak. Perang membuat mereka tak dimakamkan dengan layak.
Kemungkinan lain, pihak Jepang kala itu sibuk mengurus kekalahan mereka setelah Hirosima dan Nagasaki, mendapatkan bencana massal yang dikirim dari udara. Zaman dahulu goa ini merupakan benteng pertahanan.
Menurut orang yang menjaga tempat ini, banyak turis Jepang berkunjung. Perhatian turis-turis itu, tidak membuat pemerintah Jepang memindahkan tengkorak itu ke pemakaman tertentu. Bisa juga karena ia tak dikenali lagi, maka tak ada di antara wisatawan itu yang merasa tengkorak perlu dibawa pulang.
"Berada di dalam goa, terasa aura mistis, membayangkan rasa ngeri, terjebak dalam goa dan meninggal begitu saja tanpa ada keluarga yang merasa kehilangan." Goa itu berada di bawah pohon rindang. Entah pohon itu sudah sebesar itu, kala nyawa tentara Jepang itu melesat dari tubuhnya.Â
Sehabis mengunjungi gua, kemudian mengurai arah perjalanan menuju ke area pantai.
Pantai Anggaduber, Biak Timur
Tepat seminggu berada di Biak, aku diajak oleh Kak Bobby ke daerah Biak Timur. Katanya, "Yuk ke daerah Biak Timur, di sana itu ada lokasi yang akan dijadikan pabrik keramik tetapi gak jadi, masih banyak mobil truk dan peralatan lainnya yang belum dikembalikan."