Dengan lebih banyak orang menabung dan berinvestasi, ekonomi nasional dapat tumbuh lebih stabil, sementara ketergantungan pada barang impor dapat berkurang. Hal ini juga membantu meningkatkan daya beli masyarakat secara berkelanjutan.
Di tingkat sosial, frugal living mendorong kesederhanaan yang selaras dengan nilai budaya Indonesia, seperti gotong royong dan kebersamaan. Gaya hidup ini juga mengurangi ketimpangan sosial karena masyarakat lebih menghargai nilai kebahagiaan yang tidak diukur dari materi.Â
Selain itu, dengan semakin banyak orang yang beralih pada kegiatan seperti berkebun, mendaur ulang, atau menggunakan produk lokal, frugal living dapat membantu menjaga lingkungan hidup dan mendukung keberlanjutan di Indonesia.
Kesimpulan
Frugal living bukan sekadar hidup hemat, melainkan cara untuk menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Ini adalah pilihan sadar untuk hidup sesuai kebutuhan, menghargai apa yang dimiliki, dan mengarahkan sumber daya pada hal-hal yang benar-benar penting.
Dalam dunia yang serba cepat dan materialistis, frugal living mengingatkan kita bahwa kesederhanaan adalah bentuk kebebasan yang sejati.
Gaya hidup ini mungkin tidak untuk semua orang, tetapi bagi mereka yang menjalankannya, frugal living adalah perjalanan menuju hidup yang lebih bermakna, damai, dan bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H