Bagi Rina dan Bayu, frugal living bukan sekadar hemat. Ini adalah cara mereka menghargai apa yang dimiliki dan menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan.***
Hidup Hemat: Antara Pilihan dan Kebermaknaan
Dunia semakin mengagungkan konsumsi dan gaya hidup mewah. Pilihan untuk hidup hemat atau frugal living sering kali dianggap sebagai sesuatu yang aneh dan kuno. Ada pula yang menilai miskin bahkan dipandang sebelah mata. Namun, di balik kesederhanaan, gaya hidup itu justru menawarkan kebermaknaan yang mendalam.
Hidup sederhana memberi ruang bagi seseorang untuk menikmati waktu senggang yang lebih banyak. Tanpa beban dan hiruk-pikuk kehidupan yang serba cepat, seseorang bisa lebih fokus pada aktivitas yang memupuk kebahagiaan dan kedamaian batin.
Misalnya, berkebun di halaman rumah bisa memberikan ketenangan sekaligus hasil yang menyegarkan, sementara menjahit atau membuat kerajinan tangan seperti Bu Rina pada cerita di atas menawarkan kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas dan keterampilan. Bahkan menghasilkan uang.
Selain itu, waktu senggang yang melimpah memberi kesempatan untuk melakukan aktivitas produktif lainnya, seperti menulis atau belajar hal-hal baru. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya bermanfaat untuk pengembangan diri, tetapi juga dapat membawa kepuasan pribadi yang mendalam.Â
Hidup sederhana memungkinkan seseorang untuk menikmati kualitas waktu yang lebih baik, tanpa harus terbebani oleh tuntutan eksternal. Tanpa tuntutan fashion ini itu. Perabotan baru dan lain sebagainya.
Apa Itu Frugal Living?
Frugal living bukan sekadar hidup hemat dalam arti membatasi pengeluaran. Ini adalah filosofi hidup yang menempatkan kebutuhan di atas keinginan, fokus pada efisiensi, dan menghargai setiap sumber daya yang dimiliki.Â
Mereka yang memilih gaya hidup ini biasanya tidak tergoda oleh konsumsi berlebihan atau tren sesaat. Sebaliknya, mereka lebih memprioritaskan pengalaman, hubungan, dan kualitas hidup yang sejati.