Misalnya, daerah dengan akses internet terbatas mungkin tidak dapat memanfaatkan potensi ekonomi digital secara optimal, yang diproyeksikan mencapai 146 miliar dolar AS pada 2025. Mereka pun otomatis tak terdampak FOMO.
Selain itu, perilaku FOMO yang dipengaruhi oleh media sosial dapat berdampak berbeda di setiap daerah, tergantung pada tingkat penetrasi media sosial dan literasi digital masyarakat setempatnya. Penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan dapat memoderasi dampak negatif FOMO terhadap pengelolaan keuangan pribadi.
Sebagai contoh, seseorang dengan literasi keuangan yang baik cenderung lebih bijak dalam menghadapi godaan FOMO, seperti membeli barang mewah yang sedang tren. Misalnya, ketika melihat teman-teman di sekolah mereka memamerkan gadget terbaru di media sosial, orang tersebut tidak langsung terbawa arus untuk ikut membeli gadget baru.Â
Mereka akan mempertimbangkan apakah pembelian itu benar-benar diperlukan atau hanya keinginan sesaat saja. Selain itu, aku dan kamu dengan literasi keuangan juga memahami pentingnya anggaran dan prioritas keuangan. Kita lebih memilih menyisihkan uang untuk tabungan atau investasi jangka panjang daripada menghabiskannya untuk hal-hal yang tidak esensial.
Dengan kemampuan ini, kita (aku dan kamu) mampu mengelola pengeluaran dengan baik dan terhindar dari masalah keuangan yangp disebabkan oleh keputusan impulsif akibat FOMO di tahun 2025 besok.
Strategi Menghadapi FOMO dan Meningkatkan Kondisi Finansial Aku dan Kamu
Untuk menjaga kesehatan finansial kita dan menghadapi dampak negatif FOMO, aku dan kamu disarankan untuk:
Pertama, Meningkatkan Literasi KeuanganÂ
Pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan dapat membantu membuat keputusan finansial yang lebih bijaksana seperti uraianku di atas. Menabung solusi tepat guna untukku dengan ekonomi stagnan ASN dan fokus pada kebutuhan esensial keluargaku dan pendidikan anak-anakku.
Kedua, Mengembangkan Kontrol Diri
Kemampuan untuk menahan dorongan mengikuti tren tanpa pertimbangan matang dapat mencegah pengeluaran yang tidak perlu. Kendalikan diri dengan kegiatan produktif seperti menulis di media massa. Bukan mengikuti pameran di medsos.Â