Kami juga menerapkan sistem keuangan terbuka itu di rumah agar ketiga anak-anak diberi pemahaman sejak dini bahwa kami bukanlah keluarga kaya. Agar mereka tahu penghasilan orang tua digunakan untuk memenuhi kebutuhan penting saja, termasuk pendidikan mereka.
Dengan begitu, mereka belajar menghargai uang dan memahami pentingnya bekerja keras. Kami berharap, lewat pendekatan ini, anak-anak kami tumbuh menjadi individu yang bijak dalam mengelola keuangan mereka di masa depan.
2. Penumpukan Utang
Skema keuanganku dan kamu seperti uraianku di atas akan menimbulkan penumpukan utang bila kita memenuhi gaya hidup yang dipengaruhi FOMO di atas. Utang akan menumpuk baik melalui kartu kredit maupun pinjaman lainnya. Pada akhirnya membebani keuangan kita.
Untuk mencegah penumpukan utang akibat pengaruh gaya hidup yang dipengaruhi FOMO di atas, beberapa solusi bisa kita terapkan:
1. Buat Anggaran yang Realistis
Tetapkan anggaran bulanan berdasarkan pendapatan dan kebutuhan prioritas keluarga. Pisahkan alokasi untuk kebutuhan pokok, tabungan, dana darurat setelah terlebih dahulu dikeluarkan pembayaran utang.
Karena kita berutang di bank, otomatis gaji selaku ASN dipotong. Sisanya yang dianggarkan sebagai anggaran keluarga. Dengan anggaran ini maka kita bisa memonitor pengeluaran dan mencegah kebiasaan belanja impulsif seperti si dedek di atas.
Dalam hal menabung, disarankan dalam bentuk emas meskipun kita menabung hanya 70 ribu sebulan. Dengan Dana Permulaan 800 ribu dan bulanan 70 ribu kita menabung 5 gram emas.
Menabung dalam bentuk emas pilihan yang bijak karena emas cenderung memiliki nilai yang stabil dan tahan terhadap inflasi. Dengan dana permulaan sebesar 800 ribu rupiah dan menambahkan tabungan 70 ribu rupiah per bulan kita dapat mengumpulkan 5 gram emas dalam jangka waktu tertentu.Â