Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kritik Sosial: Perbedaan Zakat dan Pajak dalam Perspektif Sosial dan Keadilan di Tengah Isu Kenaikan PPN

25 Desember 2024   10:20 Diperbarui: 25 Desember 2024   10:22 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Penyegelan Salah Satu Aset di Medan: Foto Datuk Haris Molana, detik.com

Zakat dan Pajak: Perspektif Ahli dan Karakter Pemimpinnya

Ketika seorang murid dengan polosnya menjawab bahwa zakat adalah harta yang diambil dari orang kaya untuk diberikan kepada fakir miskin, sedangkan pajak adalah uang yang diambil dari fakir miskin untuk diberikan kepada orang kaya, pernyataan itu tidak sekadar lucu, tetapi menyentuh persoalan serius dalam pengelolaan keuangan publik.

Untuk memahami lebih dalam, mari kita lihat perspektif para ahli dan pengaruh karakter pemimpin dalam pelaksanaan keduanya.

Perspektif Ahli tentang Zakat dan Pajak

Menurut Dr. Yusuf Al-Qaradawi, zakat merupakan instrumen keuangan Islam yang bertujuan menciptakan keseimbangan sosial melalui redistribusi kekayaan. Dalam sistem zakat, orang kaya diwajibkan untuk membantu yang kurang mampu berdasarkan kadar tertentu.

Ini adalah wujud keadilan sosial dalam Islam yang bersifat spiritual, sekaligus konkret. Zakat tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga menyembuhkan hati dari sifat kikir dan egoisme.

Sebaliknya, pajak menurut para ekonom seperti Adam Smith dalam The Wealth of Nations, merupakan kewajiban setiap warga negara untuk mendukung kebutuhan negara dalam memberikan pelayanan publik. Pajak bertujuan menciptakan pemerataan ekonomi melalui pembangunan, meskipun realisasinya bergantung pada transparansi dan tata kelola pemerintah.

Namun, para ahli juga mencatat bahwa pajak sering kali menjadi beban berat bagi masyarakat kecil, terutama ketika sistemnya tidak progresif. Bahkan, Joseph Stiglitz, seorang ekonom terkenal, mengkritik sistem perpajakan yang cenderung menguntungkan korporasi besar sehingga menciptakan ketimpangan sosial yang semakin dalam.

Pengaruh Karakter Pemimpin dalam Implementasi

Pelaksanaan zakat dan pajak sangat bergantung pada karakter pemimpinnya. Pemimpin yang adil, transparan, dan bertanggung jawab akan memastikan bahwa kedua instrumen ini digunakan sesuai dengan tujuan utamanya.

Dalam konteks zakat, pemimpin yang berintegritas akan mendorong pengelolaan zakat secara profesional, sehingga dana zakat benar-benar disalurkan kepada kelompok yang membutuhkan.

Sebagai contoh, Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang tegas dalam mengelola zakat. Di masa pemerintahannya, zakat didistribusikan dengan baik hingga tidak ditemukan orang miskin di wilayah kekuasaannya. Karakter kepemimpinan seperti ini menunjukkan pentingnya keteladanan dalam pengelolaan keuangan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun