Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kritik Sosial: Perbedaan Zakat dan Pajak dalam Perspektif Sosial dan Keadilan di Tengah Isu Kenaikan PPN

25 Desember 2024   10:20 Diperbarui: 25 Desember 2024   10:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar jalan berlobang dan tak beraspal lagi di Komplek Griya Asri Tambun Selatan: Foto by Republika.co.id 

Mengembalikan Kepercayaan

Untuk mengembalikan kepercayaan warga terhadap sistem pajak, diperlukan edukasi pajak dan reformasi dalam pengelolaan dana pajak. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi pilar utama dalam pengelolaan pajak seperti yang sudah kita bahas di atas.

Negara perlu memastikan bahwa pajak benar-benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, bukan hanya untuk kepentingan kelompok tertentu. Dalam pola hidup masyarakat bawah misalnya, membayar tagihan listrik dan air sudah berat apalagi ditambah dengan pajak.

Begitu pula bagi pegawai bergaji di bawah delapan juta, kenaikan pajak dapat membuat kehidupan mereka semakin sulit. Dengan beban pajak yang lebih tinggi, ditambah lagi dengan kenaikan harga barang di pasar yang biasanya mengikuti peningkatan tarif pajak, mereka akan menghadapi tekanan yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kondisi ini akan memperburuk daya beli, mengurangi tabungan, dan meningkatkan kesulitan ekonomi bagi kalangan yang sudah terbebani dengan biaya hidup yang tinggi.

Namun, di sisi lain, kenaikan pajak dapat digunakan untuk mendanai pembangunan yang lebih baik, seperti peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang pada akhirnya bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Dengan kata lain, pajak adalah dua sisi mata uang; di satu sisi, ia memberikan beban tambahan bagi sebagian orang, tetapi di sisi lain, jika dikelola dengan baik, dapat membawa manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan publik.

Oleh karena itu, penting bagi kebijakan pajak untuk mempertimbangkan keseimbangan antara pengumpulan dana dan dampaknya terhadap daya beli masyarakat.

Di sisi lain, zakat sebagai sistem yang berbasis kepercayaan dapat menjadi contoh dalam pengelolaan dana publik. Sistem zakat yang transparan dan langsung menyentuh kebutuhan masyarakat mampu menunjukkan bagaimana redistribusi kekayaan dapat berjalan dengan baik.

Pernyataan kritis murid tersebut seharusnya menjadi refleksi bagi kita semua, khususnya bagi para pemangku kebijakan. Zakat dan pajak, meskipun berbeda dalam filosofi dan mekanisme, seharusnya mampu berjalan beriringan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil.

Zakat mengajarkan keikhlasan dan keadilan sosial, sementara pajak yang dikelola dengan benar dapat menjadi instrumen pembangunan yang kuat. Jika keduanya berfungsi sesuai dengan prinsip dasarnya, maka kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan utama dapat tercapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun