Mengembalikan Kepercayaan
Untuk mengembalikan kepercayaan warga terhadap sistem pajak, diperlukan edukasi pajak dan reformasi dalam pengelolaan dana pajak. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi pilar utama dalam pengelolaan pajak seperti yang sudah kita bahas di atas.
Negara perlu memastikan bahwa pajak benar-benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, bukan hanya untuk kepentingan kelompok tertentu. Dalam pola hidup masyarakat bawah misalnya, membayar tagihan listrik dan air sudah berat apalagi ditambah dengan pajak.
Begitu pula bagi pegawai bergaji di bawah delapan juta, kenaikan pajak dapat membuat kehidupan mereka semakin sulit. Dengan beban pajak yang lebih tinggi, ditambah lagi dengan kenaikan harga barang di pasar yang biasanya mengikuti peningkatan tarif pajak, mereka akan menghadapi tekanan yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kondisi ini akan memperburuk daya beli, mengurangi tabungan, dan meningkatkan kesulitan ekonomi bagi kalangan yang sudah terbebani dengan biaya hidup yang tinggi.
Namun, di sisi lain, kenaikan pajak dapat digunakan untuk mendanai pembangunan yang lebih baik, seperti peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang pada akhirnya bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Dengan kata lain, pajak adalah dua sisi mata uang; di satu sisi, ia memberikan beban tambahan bagi sebagian orang, tetapi di sisi lain, jika dikelola dengan baik, dapat membawa manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan publik.
Oleh karena itu, penting bagi kebijakan pajak untuk mempertimbangkan keseimbangan antara pengumpulan dana dan dampaknya terhadap daya beli masyarakat.
Di sisi lain, zakat sebagai sistem yang berbasis kepercayaan dapat menjadi contoh dalam pengelolaan dana publik. Sistem zakat yang transparan dan langsung menyentuh kebutuhan masyarakat mampu menunjukkan bagaimana redistribusi kekayaan dapat berjalan dengan baik.
Pernyataan kritis murid tersebut seharusnya menjadi refleksi bagi kita semua, khususnya bagi para pemangku kebijakan. Zakat dan pajak, meskipun berbeda dalam filosofi dan mekanisme, seharusnya mampu berjalan beriringan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil.
Zakat mengajarkan keikhlasan dan keadilan sosial, sementara pajak yang dikelola dengan benar dapat menjadi instrumen pembangunan yang kuat. Jika keduanya berfungsi sesuai dengan prinsip dasarnya, maka kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan utama dapat tercapai.