Mereka mengadakan bazar dengan berbagai produk seperti makanan, kerajinan tangan, atau barang-barang bekas layak pakai. Orangtua pun menyumbangkan barang, sementara siswa dan guru turut terlibat dalam menjualnya.
2. Jualan Makanan atau Minuman
Orangtua bergotong-royong menjual makanan atau minuman di lingkungan sekitar atau saat ada acara sekolah. Misalnya, mereka dapat menjual kue, minuman tradisional, atau snack unik dengan pembagian hasil untuk dana sekolah.
3. Pengumpulan Barang Daur Ulang
Orangtua mengumpulkan barang bekas seperti kertas, kardus, atau botol plastik yang kemudian dijual ke tempat daur ulang. Ini juga sekaligus menjadi edukasi tentang kepedulian lingkungan bagi muridnya.
4. Kerja Sama dengan UMKM Lokal
Kerja sama dengan usaha kecil lokal, seperti rumah produksi kue atau kerajinan, untuk menjual produk dengan sistem bagi hasilpun dijalin. Selain membantu sekolah, ini bisa mempererat hubungan dengan komunitas lokal.
5. Lomba Kreatif atau Pertunjukan Seni
Mereka pun mengadakan acara lomba kreatif atau pertunjukan seni yang melibatkan siswa dan masyarakat setempat. Pentas drama, musik, dan tari. Tiket masuk atau donasi dari acara ini digunakan sebagai dana tambahan.
6. Donasi atau Crowdfunding Lokal
Mereka pun membuat program donasi sukarela dari orang tua atau crowdfunding dengan melibatkan masyarakat lebih luas, terutama karena dana untuk perbaikan yang dibutuhkan cukup besar.