5. Tidak hanya itu, mencintai dan menerima diri sendiri merupakan langkah penting untuk menjaga rasa percaya diri dan penghargaan dari orang lain.
Seiring bertambahnya usia, kita sering kali menjadi pengkritik terhebat bagi diri kita sendiri. Kita membandingkan diri dengan masa muda atau dengan orang lain. Padahal, penting lo untuk menerima diri kita apa adanya---dengan kelebihan dan kekurangan yang ada.
Dengan mencintai diri sendiri, kita memancarkan rasa percaya diri. Pancaran ini membuat orang lain, termasuk anak-anak dan murid-murid terus menghargai kita. Mereka melihat cinta di diri kita.
6. Kebijaksanaan yang telah kita kumpulkan sepanjang hidup juga merupakan aset berharga yang patut dibagikan.
Sebagai guru, kita memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa bermanfaat bagi generasi muda. Membagikan kebijaksanaan ini tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memperkuat peran kita sebagai figur penting dalam kehidupan anak-anak dan murid-murid.
Hal ini mengingatkan mereka bahwa kita masih memiliki kontribusi yang bernilai untuk mereka meskipun usia kita terus bertambah. Gerak dan langkah sudah berubah. Tersenyumlah kepada mereka.
7. Terakhir, tetap terlibat secara sosial
Tetap terlibat dalam kegiatan sosial adalah kunci untuk merasa dihargai di usia lanjut. Ya murid dan anak butuh figur.
Dengan tetap aktif dalam komunitas atau menjaga hubungan sosial, kita memperkuat rasa keterikatan dan kepedulian dengan orang-orang di sekitar kita.
Ketika kita terus berinteraksi dan terlibat, kita menunjukkan bahwa usia bukanlah penghalang untuk tetap relevan dan dihargai dalam lingkungan sosial kita.
Dengan menjaga kebiasaan-kebiasaan ini---belajar seumur hidup, bersyukur, menjaga aktivitas fisik, membangun hubungan yang kuat, mencintai diri sendiri, membagikan kebijaksanaan, dan tetap terlibat sosial---kita bisa memastikan bahwa penghargaan dari anak-anak dan orang-orang terdekat tetap terjaga seiring bertambahnya usia.Â