Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ingin Dihargai Siswa? Saatnya Guru Tinggalkan 5 Sikap Berikut

16 Oktober 2024   19:09 Diperbarui: 17 Oktober 2024   07:36 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raka terdiam sejenak. Ia seperti mencoba merangkai kata-kata yang tepat.

"Saya mau bilang, makasih, Bu. Soal waktu itu... waktu Ibu minta maaf di depan kelas... itu bikin saya mikir banyak hal."

"Hal apa?" tanya Bu Rina lembut, meski dalam hatinya ia merasa tak yakin akan arah pembicaraan ini.

Raka menghela napas, "Dulu saya sering ngerasa kalau guru itu cuma ada buat ngasih nilai, marah-marah, atau nyuruh-nyuruh. Tapi sejak Ibu mulai berubah, saya jadi sadar kalau guru itu juga manusia, sama kayak kami. Ia bisa bikin salah. Ia juga bisa capek. Waktu Ibu minta maaf, saya tahu kami juga harus lebih paham Ibu."

Bu Rina tertegun mendengar pengakuan itu. Ada kehangatan yang merayap dalam hatinya. "Kamu tahu, Raka," katanya, "belajar itu bukan hanya tentang kalian, tapi juga tentang kami, para guru. Kalian mengajarkan kami bagaimana caranya menjadi lebih baik setiap hari."

Raka tersenyum kecil. "Iya, Bu. Saya rasa, sekarang saya lebih hormat ke Ibu. Bukan karena saya takut, tapi karena saya percaya Ibu peduli sama kami."

Bu Rina hampir tak mampu menahan haru yang meluap. Ia langsung melow. Perubahan ini terasa nyata. Ia sadar, rasa hormat itu memang tidak bisa dipaksakan. Itu harus ditumbuhkan dengan kejujuran, dengan empati, dan dengan keinginan untuk mendengar.

Sebelum Raka beranjak pergi, Bu Rina berkata, "Terima kasih, Raka. Kamu sudah mengingatkan Ibu sesuatu yang penting. Kita semua belajar bersama di sini dan Ibu bangga pada kamu."

Saat Raka keluar dari kelas, Bu Rina menatap jendela. Hati kecilnya sekarang merasa ringan. Hari ini ia merasa bukan hanya sebagai guru yang telah berhasil mengajarkan sesuatu, tetapi juga sebagai manusia yang belajar untuk terus berubah, bersama anak-anak yang mempercayainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun