Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengaruh Kostum Siswa Atas Sikap Premanisme dan Tindak Kekerasan di Sekolah

11 Oktober 2024   16:30 Diperbarui: 11 Oktober 2024   17:08 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun secara hukum Islam (fiqih), pakaian berbahan jeans dan aksesoris  tak dilarang selama memenuhi syarat menutup aurat dan sesuai dengan prinsip kesopanan, sekolah tetap menerapkan kebijakan yang lebih ketat karena beberapa alasan:

1. Kesederhanaan dan Disiplin

Banyak sekolah menekankan pentingnya hidup sederhana dan menjaga disiplin, termasuk dalam berpakaian. Pakaian jeans, jaket, dan aksesoris sering dikaitkan dengan gaya hidup modern dan kasual.

Gaya kasual ini yang dianggap kurang mencerminkan kesederhanaan yang dianjurkan dalam pendidikan karakter di sekolah.

2. Pembentukan Karakter

Pakaian di sekolah sering menjadi bagian dari proses pembentukan karakter. Siswa atau santri biasanya didorong untuk mengenakan pakaian yang rapi, sederhana, dan Islami, seperti baju kemeja putih, pramuka, dan batik.

Larangan jeans, jaket, dan aksesoris dapat dilihat sebagai upaya untuk memisahkan mereka dari gaya berpakaian yang dianggap lebih berorientasi pada tren fashion dunia luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai tradisi dan karakter sekolah.

3. Asosiasi dengan Gaya Hidup Luar Sekolah

Jeans, jaket, dan aksesoris sering dianggap sebagai simbol dari budaya populer Barat. Dalam beberapa konteks dilihat tidak sesuai dengan suasana religius dan kearifan lokal sekolah.

Dengan melarang jenis pakaian seperti itu, sekolah mungkin berusaha menjaga agar siswa tidak terlalu terpengaruh oleh gaya hidup luar yang konsumtif dan dianggap dapat mengganggu fokus mereka pada pembelajaran di sekolah.

4. Standar Keseragaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun