Meskipun secara hukum Islam (fiqih), pakaian berbahan jeans dan aksesoris  tak dilarang selama memenuhi syarat menutup aurat dan sesuai dengan prinsip kesopanan, sekolah tetap menerapkan kebijakan yang lebih ketat karena beberapa alasan:
1. Kesederhanaan dan Disiplin
Banyak sekolah menekankan pentingnya hidup sederhana dan menjaga disiplin, termasuk dalam berpakaian. Pakaian jeans, jaket, dan aksesoris sering dikaitkan dengan gaya hidup modern dan kasual.
Gaya kasual ini yang dianggap kurang mencerminkan kesederhanaan yang dianjurkan dalam pendidikan karakter di sekolah.
2. Pembentukan Karakter
Pakaian di sekolah sering menjadi bagian dari proses pembentukan karakter. Siswa atau santri biasanya didorong untuk mengenakan pakaian yang rapi, sederhana, dan Islami, seperti baju kemeja putih, pramuka, dan batik.
Larangan jeans, jaket, dan aksesoris dapat dilihat sebagai upaya untuk memisahkan mereka dari gaya berpakaian yang dianggap lebih berorientasi pada tren fashion dunia luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai tradisi dan karakter sekolah.
3. Asosiasi dengan Gaya Hidup Luar Sekolah
Jeans, jaket, dan aksesoris sering dianggap sebagai simbol dari budaya populer Barat. Dalam beberapa konteks dilihat tidak sesuai dengan suasana religius dan kearifan lokal sekolah.
Dengan melarang jenis pakaian seperti itu, sekolah mungkin berusaha menjaga agar siswa tidak terlalu terpengaruh oleh gaya hidup luar yang konsumtif dan dianggap dapat mengganggu fokus mereka pada pembelajaran di sekolah.
4. Standar Keseragaman