Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Agar Sehat Jangka Panjang: "Mari Mengenal Real Food dan Kembali ke Real Food!"

5 Oktober 2024   20:44 Diperbarui: 5 Oktober 2024   22:47 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka mulailah dengan langkah kecil: perbanyak real food di meja makan, dan nikmati manfaat kesehatannya secara menyeluruh.

Mengenal Real Food: Pilihan Makanan Sehat untuk Gaya Hidup Alami

Kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat semakin meningkat. Salah satu tren yang kini banyak diikuti konsep real food, makanan alami, minim proses, dan bebas dari bahan tambahan buatan.

Namun, apa sebenarnya real food? Bagaimana sejarahnya? Apa manfaatnya bagi kesehatan kita? Kali ini akan membahas secara mendalam tentang real food dan mengapa banyak orang mulai beralih ke pola makan ini.

Apa Itu Real Food?

Real food merujuk pada makanan yang dikonsumsi dalam bentuk yang paling mendekati kondisi aslinya di alam. Makanan ini tidak melalui proses pengolahan yang berlebihan, seperti pengawetan dengan bahan kimia, pengemasan dengan zat aditif, atau penambahan gula dan garam dalam jumlah besar.

Selain itu, real food tidak mengandung zat-zat buatan seperti pemanis, pewarna, atau pengawet sintetis. Secara sederhana, real food adalah makanan yang alami dan sehat, kaya akan nutrisi seperti vitamin, mineral, serat, dan antioksidan.

Sejarah Real Food

Konsep real food sebenarnya sudah ada sejak zaman dulu, ketika manusia hanya mengonsumsi makanan yang bisa diperoleh dari alam, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daging, dan biji-bijian. Pada masa itu, makanan tidak mengalami banyak proses pengolahan selain metode sederhana seperti memasak, mengeringkan, atau mengasapi.

Namun, seiring berjalannya waktu, terutama sejak revolusi industri dan berkembangnya teknologi pangan, makanan mulai diproses dengan cara yang lebih kompleks. Proses ini bertujuan untuk membuat makanan lebih tahan lama, lebih menarik, dan lebih praktis untuk dikonsumsi.

Akibatnya, makanan olahan menjadi lebih populer, dan banyak orang mulai mengandalkan makanan kemasan yang tinggi bahan tambahan dan rendah nutrisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun