Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Doom Spending dan Pinjol, Fenomena Konsumtif di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

4 Oktober 2024   17:23 Diperbarui: 4 Oktober 2024   17:25 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doom Spending. Foto by Jawapos.com

Doom Spending dan Pinjol: Fenomena Konsumtif di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, banyak orang merasa cemas dan khawatir tentang masa depan finansial mereka. Padahal rezki itu urusan Ilahi Rabbi.

Kondisi itu memicu berbagai respon dan emosional. Salah satunya perilaku yang dikenal doom spending. Perilaku seseorang berbelanja secara impulsif.

Konon katanya untuk meredakan kecemasan dan stres. Kalau aku biasanya makan kerupuk atau mie pedas. Mau belanja impulsif, dang hadong epeng. (Tak ada uang).

Perilaku ini umumnya dilakukan tanpa pertimbangan matang. Patut lo kita tiru prinsip orang Jepang belanja. "Tunggu 24 jam untuk memutuskan belanja atau tidak!"

Mereka matang berpikir. Tak terdorong oleh pesimisme terkait masa depan yang sering kali menjadi bentuk pelarian dari tekanan sehari-hari. Mereka tenang dan alon-alon.

Fenomena Doom Spending: Generasi Milenial dan Gen-Z

Doom spending sering dikaitkan generasi milenial dan gen-Z. Dua kelompok demografis ini yang paling terdampak oleh krisis ekonomi global dan perubahan sosial yang cepat itu.

Mereka tumbuh di era digital dan Covid-19 yang membuat mereka terekspos pada berita buruk terus-menerus. Ya, mulai dari isu perubahan iklim, krisis ekonomi, hingga ketidakstabilan politik.

Aliran informasi tidak pernah berhenti. Hal ini memicu rasa cemas yang berkepanjangan. Apalagi bila pondasi agama tak kuat pula. Maka untuk meredakan kecemasan tersebut, sebagian dari mereka memilih berbelanja atau shoping. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun