Orangtua yang suka mengkritik tak akan membuat anaknya merasa kompeten dan percaya diri sehingga anak akan sulit memercayai diri sendiri dan menghindari mengambil risiko. Resiko gagal atau resiko ditolak
Kesalahan sederhana yang dilakukan anak menjadi besar. Kesalahan itu sebenarnya taklah besar. Sehingga anak akan merasa setiap kesalahan yang anak perbuat membuatnya terlihat buruk.
Kasihan, akibatnya, kesalahan paling kecil pun akan membuat anak merasa menjadi orang yang gagal. Cara mengatasinya:
Pertama, ajari anak membuat keputusan
Orangtua mulai memberikan pengambilan keputusan akan hal yang boleh atau tidak kepada anak. Hal itu bisa mempengaruhi kemampuan anak untuk mempercayai diri sendiri kembali.
Anak mungkin akan kesulitan dalam memutuskan sesuatu seorang diri. Hal ini bisa terjadi karena ia sudah sering dikritk dan kehilangan percaya dirinya maka orang tua perlu memberi motivasi. Lama-kelamaan anak akan merasa percaya diri lagi dan hanya sendiri membuat keputusan.
Kedua, mulai arahkan anak mengambil inisiatif
Seharusnya seorang anak sudah bisa mandiri dalam banyak situasi. Namun, karena orangtua sering mengkritik maka anak tak bisa berinisiatif. Mulailah mengarahkan anak dengan inisiatif. Misalnya berpesan, jika habis nasi tolong dimasak ya, Nak.
Atau tinggalkan uang di dapur lalu beri pesan, duh sambal kita habis, nanti masak telor ceplok ya. Taruh pesan di dekat uang agar anak berinisiatif beli telor di kedai dekat rumah.Â
Anak yang diibesarkan oleh orangtua dengan inisiatif, tentu akan terasa sangat mudah. Ia akan mulai berpikir bahwa orangtua mengharapkan bantuannya sehingga lama -kelamaan anak percaya diri dan bisa berinisiatif.
Ketiga, puji saat terampil dan kreatifÂ